Film Bumi Manusia saya beri nilai 10/10
Dizaman kolonial merupakan masa-masa dimana semuanya serba di persulit. Kerangka berpikir dibentuk melalui framing-framing secara subjektif. Pribumi-Belanda dan Nyai adalah bagian-bagian dari semuanya ini. Pertemuan antara Minke (Iqbaal Ramadhan) dan Annelies (Mawar De Jongh) hanyalah bagian awal mula ceritanya saja.
Tapi, logika cinta tak segampang gombalan yang tercipta di film Dilan. Pada zaman itu, Minke dan Annelies harus berbenturan dengan karakter-karakter yang terkurung dalam sudut pandangnya masing masing. Anggapan keluarga Minke, tinggal di tempat seorang Nyai merupakan hal yang sangat menjijikkan.
Pada zaman itu, Nyai dianggap memiliki status sosial hampir sama dengan binatang. Namun sebaiknya, Minke justru mengagumi apa yang dilakukan oleh Nyai Ontosoroh, Ibu dari gadis cantik bernama Annelies. Meskipun sempat ditentang keluarganya, Minke masih sangat percaya akan ada hal-hal baik yang dapat mengubah bagaimana cara seseorang memandang sosok Nyai.
Konflik semakin rumit ketika Nyai harus terus memperjuangkan haknya di ranah kehidupan Feodal. Tak diakui oleh pengadilan sah tentang kepemilikan Annelies sebagai anaknya.Â
Dihujat dan dipermalukan di tanahnya sendiri oleh masyrakat. Hal ini sampai merembet kepada kisah cinta Minke dan Annelies.Film yang mengisahkan perjuangan dengan kemasan drama kolosal yang sangat kompleks.
Bumi Manusia adalah kisah perjuangan seorang Pribumi yang menuntut keadilan baginya yang harus di dapatkan, bagi mertuanya dan bagi bangsanya.Â
Perjuangan yang akhirnya meruncing menjadi pertentangan antara Hukum Eropa dan Hukum Islam. Hukum Eropa, sebagai sebuah tatanan aturan yang dianggap 'beradab' dan 'modern' ternyata tidak lebih dari sekedar hukum semata yang menjerat dan sangat menyengsarakan.