#SPOILER CONTENT#
RATING 10/10
Film Dua Garis Biru bisa di bilang sangat berhasil mematahkan reaksi negatif  dari segelintir orang yang menganggap film yang di sutradarai  Gina S. Noer tersebut menyesatkan. Padahal, tema yang  ingin disampaikan berasal dari sebuah problematika yang mngkin sering  terjadi di sekeliling kita, yaitu soal pernikahan dini.Â
Menceritakan Dara (Zara JKT48) dan Bima (Angga Yunanda) yang berani mencoba hal yang sangat dilarang dalam hubungan sebatas sepasang kekasih tanpa tahu konsekuensinya. Dara dan Bima harus bertanggung jawab atas pilihan mereka, yaitu pernikahan dini. Banyak konflik dari pihak keluarga, maupun dari lubuk hati yang terdalam pasangan muda tersebut.
CERITA YANG DIKEMAS TANPA BERTELE TELE
Dua Garis Biru bukan film yang banyak diaglog. Hebatnya, demi efektifnya sebuah cerita, Gina meracik semuanya untuk dapat  berbicara meski enggak lewat dialog. Seperti, Misalkan ada adegan dua orang yang saling bertatap muka, atau mimik wajah karakter, semuanya menyampaikan suatu pesan yang bisa sampai ke penonton.
Bahkan, benda mati pun seolah olah dapat  "berbicara", seperti buah stroberi yang ditaruh perut Dara, Kemudian stoberi yang dihancurkan dengan cara diblender, dan jus stroberi yang ditinggalkan begitu saja. Tiga hal tersebut  masing-masing seoalah olah menggambarkan dalam hal menentukan keputusan apa yang akan dipilih Dara dan Bima.
Komedi yang disajikan enggak memaksa bikin penonton tertawa. Malah, unsur komedi yang diselipkan di film Dua Garis Biru ini layaknya dua sisi mata uang positif dan negatif.
Satu sisi dapat mencairkan suasana dari masalah yang teramat sangat  serius yang ditampilkan sejak awal. Sedangkan, di sisi lain malah merusak momen serius yang seharusnya dapat di sadari oleh penonton. Contohnya, pada adegan dimana  kakaknya Bima yang marah-marah karena perbuatan yang sangat  bodoh yang dilakukan oleh  adiknya. Ekspresi kesal super maksimal yang seharusnya bikin penonton sedih, malah sebaliknya yaitu bikin ketawa penonton.
PEMANFAATAN KARAKTER YANG MAKSIMAL
Seperti dalam skripnya, semua karakter dibuat sangat padat dan berakting secara maksimal, termasuk para cameo. Saking detailnya, Gina membuat seolah olah semua orang yang terlibat dalam frame enggak gabut. Contohnya, Adegan dimana para tetangga Bima yang secara tidak langsung memberikan bocoran soal kehidupan rumah tangga yang penuh permasalahan, atau keberadaan tokoh Asri Welas yang secara  sekilas menggambarkan respons natural melihat kehamilan dini.
Setelah menonton film Dua Garis Biru, wajar jika salah satu actor yang patut kalian di beri tepuk tangan adalah Zara JKT48. Bukan bermaksud mendewa dewakan atau melebih lebihkan, debutnya sebagai pemeran utama dapat  dibilang cukup berhasil dan tanpa cela. Aktingnya juga mampu menyempurnakan debut Gina sebagai sutradara di film produksi Starvision ini.
Akting jempolan dari  Zara JKT48 sebagai Dara makin terasa lengkap ketika beradu akting dengan Angga Yunanda sebagai Bima. Hebatnya seorang Angga, ekspresinya dapat menyampaikan sebuah dialog.
Ketika aktingnya  diam, membisu, dan bengong pun, Angga bisa menyampaikan maksud dalam film dua garis biru ini.
Turut Menghadirkan pemain senior seperti Cut Mini dan Arswendy Bening Swara sebagai orangtua Bima, serta Lulu Tobing dan Dwi Sasono sebagai orangtua Zara. Mereka bisa menjadi sebuah  gambaran orangtua yang berbeda strata dalam menghadapi sebuah masalah.
VISUAL DAN MOMENT YANG PAS
Detail visual yang disajikan dalam  film Dua Garis Biru secara jelas menata nuansa dan mengangkat moodadegan. Meski problem yang sangat  serius, film ini enggak menggambarkan adanya kesuraman. Malah, karna terlalu berwarnanya, masalah yang sangat serius di film ini seakan menggambarkan bisa memberikan harapan bagi orang-orang yang pernah mengalaminya dan berada diposisi Dara dan Bima.
Pengambilan type gambar perbedaan keluarga Dara di perkotaan yang sangat kaya raya, berbeda dengan shoot keluarga Bima di perkampungan yang berkecukupan. Stratanya punya mood gambar masing-masing.
Misalnya, dilihat dari warna kulit. Filmmaker Bukan bermaksud rasis, warna kulit di film Dua Garis Biru membedakan strata lewat cara berpikir dan bertindak dalam menghadapi suatu masalah.
Bisa  temen temen simak di adegan di UKS yang bakal jadi adegan yang sangat memorable film Dua Garis Biru karena pemilihan shoot-nya, emosinya, dan akting yang sangat total.
Musik yang dipilih dalam film Dua Garis Biru tidak muluk muluk, Musik music yang dihadirkan sangat pas ketika kapan music masuk dan kapan music keluar atau selesai. Dengan adanya pemilihan music yang pas menambah solidnya cerita dan suasana di dalam film Dua Garis Biru.
EDUKASI SEKS
Sudah saatnya Indonesia harus lepas dari rasa malu atau takut dengan edukasi seks, Dan edukasi seks juga harus di berikan oleh keluarga. Dan jika mengalami hal tersebut bagaimana cara menanganinnya.
Sekian untuk review film Dua Garis Biru Karya Gina S Noer. Jika ada pendapat lain tentang Dua Garis Biru silahkan ditulis dikolom komentar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H