Mohon tunggu...
Rachmat RamadhaniLiputo
Rachmat RamadhaniLiputo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I'm just a simple man trying to make my way in the world

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatkan Minat Baca Anak di Era Digital

9 Juni 2024   18:23 Diperbarui: 9 Juni 2024   18:32 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital ini, kemajuan teknologi telah mengubah banyak aspek kehidupan, termasuk akses informasi dan hiburan. Minat baca anak menjadi salah satu topik yang sering dibahas di era digital ini, karena teknologi telah membawa perubahan besar dalam cara anak-anak mengakses informasi dan hiburan. Namun, tantangan baru muncul walaupun teknologi telah menawarkan berbagai kemudahan. Perhatian anak-anak kini lebih sering tertuju pada gawai dan aplikasi interaktif daripada buku. Kurangnya dukungan dari orang tua, guru, ataupun teman turut berkontribusi pada rendahnya minat baca siswa, yang pada akhirnya berdampak negatif pada perkembangan mereka. Selain itu, ketertarikan siswa untuk mengunjungi perpustakaan juga masih minim. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya bahan bacaan yang tersedia dan kurangnya variasi dalam koleksi bacaan, sehingga membuat siswa malas mengunjungi perpustakaan untuk membaca dan lebih memilihi untuk bermain dengan teman atau menggunakan gawai . Untuk memastikan anak-anak tetap memiliki kebiasaan membaca yang kuat, penting untuk mengembangkan strategi yang efektif dalam mengintegrasikan teknologi dengan kegiatan membaca. 

Teknologi memang memberikan banyak kemudahan, tetapi juga membawa dampak negatif terhadap minat baca anak-anak. Meskipun ada banyak e-book dan aplikasi pembelajaran yang tersedia, anak lebih cenderung memilih konten hiburan yang instan karena tidak membutuhkan konsentrasi lebih. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah melalui pengembangan media pembelajaran yang inovatif. Misalnya, tenaga pendidikan dapat menggunakan E-Bookstory, yaitu buku digital yang dirancang lebih modern dan interaktif menggunakan desain visual dan cerita yang menarik . Dengan adanya E-Bookstory, siswa dapat menikmati membaca melalui perangkat mereka, yang tidak hanya meningkatkan pemahaman mereka terhadap cerita, tetapi juga membantu mereka belajar kosa kata baru. 

Selain penggunaan teknologi, dukungan dari orang tua dan guru sangat penting dalam menumbuhkan minat baca anak. Orang tua perlu memberikan motivasi agar anak lebih memilih kegiatan membaca daripada bermain gawwai. Anak-anak dapat diberikan edukasi mengenai pentingnya membaca melalui permainan, cerita, dan video inspiratif. Orang tua harus mengontrol dan membatasi penggunaan gawai serta mendampingi anak dalam memahami cerita dari buku yang mereka baca. Dengan pendekatan ini, diharapkan ketergantungan anak pada gawai berkurang karena mereka disibukkan dengan aktivitas belajar dan membaca buku. Selain orang tua, guru juga memiliki peran aktif sebagai pendidik dan fasilitator dalam meningkatkan minat baca anak di era digital ini. Guru diharapkan membantu siswa menjadikan membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Selain itu, guru harus memastikan bahwa siswa lancar membaca, mengenali tanda baca, mengenal huruf, dan memahami makna dari bacaan. Guru dapat menyelenggarakan jam cerita saat pembelajaran, memberikan tugas membaca, dan membiasakan literasi membaca selama 15 menit sebelum pembelajaran dimulai (Luchiyanti & Rezania, 2022). Guru dapat membangun komunitas membaca di sekolah atau lingkungan sekitar sehingga anak dapat menciptakan lingkup pertemanan yang mendukung aktivitas membaca. 

Selain itu, minat siswa untuk mengunjungi perpustakaan juga perlu ditingkatkan. Banyak usaha dapat dilakukan untuk meningkatkan minat membaca, khususnya pada anak-anak, baik dari sekolah maupun di lingkungan rumah. Misalnya, dengan menggunakan perpustakaan keliling atau pojok baca, serta mengadakan kegiatan menarik seperti mengadakan lomba membaca dan diskusi buku . Membangun budaya membaca bukan hanya sekadar menyediakan buku atau fasilitas ruang baca, tetapi juga perlu menciptakan pola pikir yang mendorong anak-anak dari yang awalnya tidak suka membaca menjadi menyukai kegiatan tersebut. Transformasi dari generasi yang enggan membaca menjadi generasi pecinta buku, atau yang sering disebut "kutu buku," sangat penting. Disadari atau tidak, dengan membaca, wawasan dan pengetahuan anak-anak akan terbuka lebar (Suherman, 2013).

Secara keseluruhan, meningkatkan minat baca anak di era digital memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif. Teknologi harus digunakan secara positif untuk menarik minat baca anak melalui media yang inovatif dan interaktif. Dukungan dari orang tua dan guru sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kebiasaan membaca. Selain itu, upaya untuk meningkatkan kunjungan ke perpustakaan perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan menarik dan fasilitas yang memadai. Dengan demikian, anak-anak dapat berkembang menjadi generasi yang tidak hanya melek teknologi, tetapi juga memiliki kecintaan terhadap membaca, yang pada akhirnya akan membuka wawasan dan pengetahuan mereka secara lebih luas.

REFERENSI:

Bilqish, Damayanti, Harahap dkk. (2023). Upaay Meningkatkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar Melalui Media Pembelajaran Berbasis E-Bookstory. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.


Rahmawati. (2022). Pengembangan Minat Baca Anak Di Era Digital . STKIP Bima.

Meranti. (2023).Upaya Guru dalam Meningkatkan Minat Membaca Buku Anak Sekolah Dasar di Era Digitalisasi. Universitas Lancang Kuning.

Yahya, R. N., N, P. S. dkk. (2021). Pengelolaan Perpustakaan dalam Mengembangkan Minat Baca Siswa Sekolah Dasar. Aulad: Journal on Early Childhood.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun