Hari padahal sudah berlalu, tapi suatu hari itu mengingatkanku untuk terus mensyukuri hidup. Betapa tidak, suatu hari ditempat kerja saya kedatangan tamu dari sebuah yayasan yang menampung anak jalanan (anjal) dan hadir juga anjal yang bercerita semua kehidupan kerasnya di jalan.
Sebut saja anjal itu bernaman slamet (memang slamet), sejak usia lima tahun,ia sudah dikenalkan dengan kerasnya dunia dijalanan, dia tidak sendirian, kedua kakak dan adek juga sama seperti dia. Sebenarnya dia masih punya kedua orang tua utuh, namun hanya berdasarkan faktor ekonomi, mereka rela anak yang seharusnya masih bermain, tersenyum, harus menangis dengan panasnya matahari, gelapnya udara dan kesemprawutran kota..
Tidak hanya itu dia juga mengalami tindak kekerasan di jalan, seperti diseret paksa satpol PP, dipalakin preman dll..
Saya tidak mengerti begitu hati ini langsung terenyuh mendengar penuturan dia, aku yang terkadang tidak bersyukur dengan kehidupanku yang sekarang, ternyata aku harus membuka hati, mata dan telinga.
Satu kalimat yang terus kebayang dalam pemikiran saya yaitu, ia punya cita-cita dan pesan yang sangat mulia. " saya ingin membantu teman-teman yang sama seperti saya__tetap semangat teman-teman agar orang-orang tidak merendahkan kita" tutur slamet..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H