Bila mendengar kata obesitas, maka hal yang terbesit di pikiran anda akan langsung mengarah pada Amerika Serikat dengan 70 juta populasinya mengalami kondisi tersebut. Namun, bila dilihat melalui rata-rata penduduknya, maka angka tersebut dimenangkan oleh negara-negara yang berada di Samudra Pasifik.Â
Dilansir dari The World Factbook milik Central Intelligence Agency atau CIA, 10 negara dengan tingkat obesitas tertinggi adalah:
- Nauru - 61%
- Cook Islands - 55.9%
- Palau - 55.3%
- Marshall Islands - 52.9%
- Tuvalu - 51.6%
- Niue - 50%
- Tonga - 48.2%
- Samoa - 47.3%
- Kiribati - 46%
- Micronesia - 45.8%
10 negara tersebut berada tepat di tengah-tengah Samudra Pasifik. Selanjutnya timbul satu pertanyaan: Mengapa hal ini dapat terjadi?
Theoritical background: Negara membutuhkan negara lain untuk bertahan hidup
Di dalam Hubungan Internasional, dikenal sebuah konsep yang dinamakan dependency theory atau teori ketergantungan. Teori ketergantungan tercetus lewat pemikiran Theotonio Dos Santos -seorang ekonom asal Brazil- di tahun 1970. Karyanya berupaya menjelaskan mengenai ketimpangan yang terjadi di antara negara-negara Amerika Latin seiring dengan berkembangnya pemikiran neoliberal. Singkatnya, teori dependensi menjelaskan bagaimana suatu negara bergantung kepada negara lainnya dikarenakan negara tersebut tidak memiliki kapasitas untuk menjadi self-sustaining.Â
Negara Pasifik, keterbatasan lahan, dan perdagangan internasional
Negara-negara yang terletak di Samudra Pasifik semuanya berbentuk pulau atau kepulauan. Pulau-pulau tersebut relatif kecil dan tidak memiliki luas yang signifikan untuk dilakukannya kegiatan agrikultur yang mampu memenuhi kebutuhan pangan dari penduduk pulau-pulau tersebut.Â
Keterbatasan lahan ini menjadi faktor pendorong bagi negara-negara Pasifik untuk mendapatkan makanannya dari sumber lain, yakni perdagangan internasional. Sebagai contoh, Palau hanya menghasilkan kelapa dan ikan sebagai sumber pangan utama mereka. Selain kedua sumber tersebut, Palau mendapatkan makanannya dari negara-negara lain seperti Jepang, Australia, dan Amerika Serikat yang merupakan partner impor terbesar mereka.Â
Makanan yang datang ke negara-negara Pasifik dikirimkan melalui kapal. Keadaan ini mengharuskan makanan yang dikirim dikemas dengan sedemikian rupa agar tidak membusuk di perjalanan. Makanan kaleng merupakan makanan yang paling mudah dikirimkan dengan resiko busuk yang rendah bila dibandingkan dengan makanan segar. Fakta ini membuat mayoritas impor makanan ke kawasan tersebut  berbentuk kalengan.
Menurut penelitian, makanan kalengan berpotensi lebih tinggi untuk menyebabkan obesitas. Makanan kalengan dikategorikan ke dalam processed food di mana makanan segar telah diolah sedemikian rupa dengan ditambahkan substansi-substansi lain seperti lemak ataupun gula. Hal inilah yang menyebabkan tingkat obesitas di negara-negara Pasifik sangat tinggi.