[caption caption="Buku Jiwa Bahagia / Sumber : Dokumen Pribadi"][/caption]
Dalam kehidupan baik di alam dunia maupun di alam akhirat nanti, pastilah semua makhluk ingin merasakan kebahagiaan. Mungkin kita hanya sekadar tahu kata “bahagia” tanpa tahu apa hakikat dari kata “bahagia” itu sesungguhnya. Berbicara tentang kebahagiaan, pada kesempatan kali ini,. Saya akan mereview buku karya Sigit Risat yang berjudul “Jiwa Bahagia”
Judul : Jiwa Bahagia
Penulis : Sigit Risat
Penerbit : Transmedia Pustaka
Hal : 185 halaman
Penyunting : Rani Andriani Koswara
Penyelaras akhir : Fatya Permata Ambiya
Penata letak :@Ariefsally
Tahun terbit : Cetakan pertama, 2015
Dalam buku ini, sangat banyak diulas tentang bagaimana agar seseorang bisa hidup bahagia. Karena jiwa bahagia akan ada kepada orang-orang yang selalu berpikiran positif dalam kehidupan sehari-hari. Kebahagiaan adalah yang paling dicari oleh manusia. Semua yang kita inginkan pasti berujung pada keinginan untuk bahagia. Kebahagiaan milik semua orang. Apapun agama nya, jenis kelamin nya, latar belakang nya entah itu berlatar belakang dari keluarga miskin atau kaya, semua punya kesempatan untuk bahagia. Itulah salah satu bukti bahwa Tuhan itu Maha adil.
Kebahagiaan adalah akhir sekaligus awal dari sebuah keinginan. Di satu sisi ukuran sukses itu adalah kebahagiaan, tetapi di sisi lain kebahagiaan lah yang membuat seseorang sukses. “Success is not the key of happiness. Happiness is the key of success.”. ini adalah salah satu kenyataan bahwa memiliki jiwa bahagia itu sangat penting karena menyangkut awal dan akhir, juga menyangkut diantara awal dan akhir.
Buku ini benar-benar buku yang sangat memberikan saya banyak inspirasi juga motivasi. Dalam 27 bab yang ada dalam buku ini, bab demi bab memberikan saya banyak semangat, ilmu, motivasi, dan inspirasi agar selalu memiliki jiwa bahagia. Bab demi bab yang ditulis penulis, sangat bisa saya terima makna nya dengan baik.
Kita semua harus memiliki jiwa bahagia dalam kehidupan. Karena jiwa yang bahagia memiliki dampak positif yang besar dalam kehidupan kita. Manusia diciptakan oleh Tuhan memiliki kekurangan dan kelebihan, jadi, jangan merasa minder akan kekurangan kita. Jadikanlah itu sebuah motivasi untuk menjadi insan yang lebih baik. Dan intinya adalah selalu bersyukur. Sebab dengan bersyukur, maka jiwa kita akan selalu bahagia. Dan jadikan lah kelebihan yang kita miliki, sebagai ladang amal untuk membahagiakan orang lain juga. Karena pasti, setelah kita berhasil membuat bahagia orang lain, jiwa kita pun akan bahagia. Dan semua yang Tuhan kehendaki terjadi untuk hadir dalam kehidupan kita pasti semua nya ada hikmah dibalik peristiwa tersebut. Manusiawi jika merasa kecewa karena kenyataan tidak sesuai dengan harapan. Namun bukan berarti kita harus merasa sebagai orang yang paling menderita didunia dan larut dalam kekecewaan yang berkepanjangan. Kita sebagai insan yang beriman kepada Allah hendaknya, memandang semua peristiwa dari Allah itu sebagai pelajaran yang bisa kita ambil hikmahnya. Dengan selalu berpikir positif, maka jiwa kita akan bahagia.
Setiap bab yang ditulis dalam buku ini memberikan pengetahuan pembaca bagaimana untuk membuat jiwa lebih bahagia. Dan menurut saya pribadi, ada bab yang menyentuh saya, yaitu “yang tertinggi adalah yang terendah”. Penulis menceritakan tentang sosok Charlie Chaplin, sosok penting pada era film bisu. Dalam bab tersebut juga diceritakan saat Charli Chaplin mengirimkan surat kepada putrinya yang bernama Geraldine.
“Geraldine, jadilah kau pemeran bintang namun jika kau mendengar pujian para pemirsa dan kau mencium harum memabukkan bunga-bunga yang dikirim untukmu, waspadailah… “ (Hal 64). Itulah penggalan surat Chaplin untuk putrinya. Banyak sekali artis yang glamour dengan hingar bingar pujian, “nampak” bahagia tetapi jiwanya sepi dan kosong. Tidak sedikit dari mereka yang lari ke narkoba dan bahkan bunuh diri. Apa yang salah dari fenomena itu? Kecantikan, harta dan pamor telah dimilikinya tapi kenapa masih saja mencari “kebahagiaan fana” yang lain?
Mari bersama-sama kita untuk selalu memiliki jiwa yang bahagia dalam kehidupan ini. Yakin lah kepada Allah, bahwa apapun yang Allah izinkan terjadi, pasti ada hikmahnya. Allah yang paling tahu apa yang seorang hamba-Nya butuhkan. Karena terkadang, yang menurut kita baik, belum tentu menurut Allah baik juga.
Hidup ini sesungguhnya sederhana, yang membuat hidup ini tidak sederhana adalah pikiran kita. Hidup sederhana adalah cermin kerendahan hati.
Buku ini tidak sekedar membuat para pembacanya bahagia, tapi juga memberikan pelajaran hidup untuk membuat kita mengajak orang pada kebaikkan dan kebahagiaan, selalu dengan fikiran positif, mempunyai harapan baru tanpa terlalu terperanjat akan masa lalu dan takut akan masa depan, seperti tanah yang gersang jiwa bahagia akan menyiram tanah itu dengan air yang sangat sejuk, seperti masakan, jiwa bahagia akan mengaduk keseluruhan bumbu masakan dan menjadikan masakan terasa nikmat.