Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengungkap Keberadaan Jodoh dan Rezeki dalam Sebuah Buku

21 Juli 2016   15:07 Diperbarui: 21 Juli 2016   15:15 932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Tak akan ada habisnya.” Mungkin seperti itulah ungkapan untuk mengurai bahasan tentang jodoh dan rezeki. Dua bahasan ini sangatlah menarik untuk yang patut diperbincangkan.

Dari judul yang saya tulis di atas, “Mengungkap Keberadaan Jodoh dan Rezeki dalam Sebuah Buku” ini, buku apakah yang dimaksud? Buku nikah? Ya, bisa jadi. Tapi sayangnya bukan buku nikah, karena saya bukan berprofesi sebagai penghulu, hehe bercanda!

Baru-baru ini, PT Elexmedia Komputindo sebuah perusahaan penerbitan buku yang bernaung di bawah Kompas Gramedia Group mengeluarkan salah satu buku terbaru dalam “Seri Rezeki” mungkin saya termasuk salah satu yang beruntung telah membaca buku baru ini dengan cuma-cuma karena salah satu rekan kerja saya meminjamkan buku ini, btw makasih ya mbak, yang pinjemin buku ini!

Buku ini berjudul “Enteng Jodoh Enteng Rezeki” betapa menarik sekali judul bukunya. Langsung tanpa pikir panjang saya membacanya. Dari sampul depan buku dengan balutan Hard Cover ini tertulis nama pengarang buku favorit saya, yakni Ippho Santosa. Saya sudah sejak zaman kuliah memasukkan nama Ippho Santosa ke dalam daftar list penulis buku favorit saya. Mas Ippho—begitu biasa beliau disapa, bukan hanya seorang penulis, melainkan International Trainer yang sudah sering melakukan seminar motivasi ke empat benua di dunia. 

Beliau terkenal dengan julukan “Mega Bestselling Author” dengan buku yang ditulisnya yaitu ‘7 Keajaiban Rezeki’. Dalam menulis buku terbarunya, Mas Ippho tidak sendiri, melainkan beliau berduet dengan Ustadz Shamsi Ali. Beliau adalah seorang tokoh agama yang sangat terkenal dan disegani di Amerika Serikat.

Mungkin itulah sekilas dari profil kedua penulis buku “Enteng Jodoh Enteng Rezeki” ini, karena yang saya mau bahas lebih dalam adalah mengenai isi bukunya. Karena menurut saya buku ini benar-benar bermanfaat dalam segi isi, khususnya buat yang lagi nyari jodoh, buku ini bisa menjadi petunjuk. Mungkin bagi yang sedang mencari pendamping hidup apalagi bagi mereka-mereka yang sudah menginjak usia seperempat abad, mulai memikirkan “dengan siapa nanti akan menikah? Bagaimana kehidupan nanti setelah menikah? Gimana cara memilih jodoh yang baik biar gak salah pilih, apa menikah itu menyulitkan” dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut kerap kali menghantui para singlewan dan singlewati yang telah cukup umur dan berencana akan menikah.

Dalam menjawab kebingungan-kebingungan para pencari jodoh tersebut, diuraikan jawaban yang menurut saya mencerahkan (bukan mencerahkan wajah gara-gara pakai krim pemutih, ya! Haha) lebih dari itu mencerahkan hati dan pikiran yang kelam dan kusut. Dalam bab ke 1, buku “Enteng Jodoh Enteng Rezeki ini” dibahas mengenai Serba-serbi Kebahagiaan. Kepala Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS), Suryamin, mengutip indeks kebahagiaan, yang di mana indeks ini menunjukkan sebagaian masyarakat Indonesia sudah merasa bahagia. 

Yang bener? Bener! Karena dalam faktanya, kita—masyarakat Indonesia, mempunyai indeks kebahagiaan sebesar 65,11 dari skala 0-100. Kalau digambarkan angka 0 itu tidak bahagia sedangkan 100 itu adalah bahagia. Jadi maksudnya, apapun yang dikerjakan dengan cinta pasti akan membahagiakan. Kerja 6 -8 jam sehari, mengapa kita bahagia-bahagia saja? Karena itulah bukti cinta kepada anak, istri, ataupun kedua orangtua kita.

Sumber: Dokpri
Sumber: Dokpri
Kemudian ada pertanyaan dalam buku ini “benarkah menjomblo itu selalu jelek” sebentar sebelum saya lanjut, sudah pada tau kan ya arti dari jomblo? Kalau yang gak tau mungkin Anda sudah punya pasangan. Ya, jomblo bisa diperhalus menjadi fakir asmara, hehehe. Dalam buku ini pun dijelaskan bahwa, para peneliti dari University of Toronto, Kanada menemukan bahwa sekitar 37 persen orang takut untuk hidup melajang.

Dan ditemukan fakta bahwa, yang merasa takut untuk hidup lajang ini cenderung kurang selektif dalam memilih pasangan. Lalu, gimana baiknya? Ya, selagi kita masih belum dikaruniai pasangan atau masih berprofesi sebagai singlewan dan singlewati, teruslah memperbaiki dan menjaga diri. Terus upgrade kemampuan diri, agar yang cakap tidak hanya wajah, tapi juga akhlak dan kepribadian nya.

Lalu, “benarkah pernikahan itu menjlimet” di buku ini pun diurai jawaban nya. Penulis buku ini, Ippho Santosa juga aktif di sosial media twitter, di mana saya adalah termasuk salah satu followernya, beliau di twitter selalu meng-campaign hastagh #NikahSana dan isi-isi tweet nya pun cukup ‘menampar’ saya tentunya. Dan ternyata isi tweet dari Mas Ippho ini pun juga dijabarkan dalam buku “Enteng Jodoh Enteng Rezeki” ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun