Setiap tiba di bulan mei, saya selalu senang. Bukan hanya di bulan ini adalah tanggal kelahiran saya, tapi ada satu hari yang menurut saya spesial. Hari apa yang saya maksud? Hari Buku Nasional. Tepat pada hari ini, tanggal 17 Mei 2017 diperingati sebagai Hari Buku Nasional.
Bagi para penulis buku ataupun penikmat buku, tentu hari ini adalah hari yang spesial. Karena dengan buku, manusia mendapatkan ilmu. Tentu kalian pasti ingat dengan slogan “Buku adalah Jendela Dunia?”
Sebagai pencinta buku, saya tertarik untuk menulis artikel di hari spesial ini. Namun, apakah kalian tahu, mengapa setiap tanggal 17 mei diperingati sebagai Hari Buku Nasional?
Peringatan Hari Buku Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 mei ini, rupanya, diambil dari Hari ulang tahun Perpustakaan Nasional RI. Peringatan Hari Buku Nasional disahkan oleh mantan Menteri Pendidikan Nasional, Abdul Malik Fadjar pada 2002.
Mengapa Gagasan Hari Peringatan Buku Nasional Perlu Ada?
Menurut info yang saya baca, mengapa gagasan Hari Buku Nasional ini ada karena lahir dari kekhawatiran akan minat baca dan tingkat melek huruf di Indonesia pada saat itu. Menurut data yang saya himpun dari UNESCO, pada 2002 hanya 87,9 persen. Angka tersebut kalah jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia (88,7 persen), Vietnam (90,3 persen), dan Thailand (92,6 persen) di tahun yang sama.
Dan apakah kalian tahu? Ini yang paling miris, di Indonesia pada saat itu ketersediaan jumlah buku sangat kurang. Di mana jumlah buku-buku yang terbit di Indonesia saat itu masih kalah jauh dibandingkan dengan negara Jepang yang menerbitkan 40 ribu judul buku per tahun, dan negara China yang menerbitkan 140 ribu buku per tahun. mungkin ini jugalah faktor mengapa orang-orang di Asia Timur memiliki otak yang cerdas. Karena apa? Karena mereka semua membaca buku.
Kenapa Kalian Harus Suka Membaca Buku?
Seperti yang saya katakana lewat judul artikel ini, kalau mau maju ya perbanyak baca buku. Setidaknya, buku adalah jawaban-jawaban dari segala keingintahuan kita. Bersyukurlah di Indonesia saat ini, toko buku sudah tersebar dari Sabang sampai Merauke. Genre buku pun di Indonesia sekarang ini beragam. Mulai dari buku non fiksi sampai buku fiksi. Mulai dari buku tentang ilmu pengetahuan sampai buku tentang memasak pun semua ada dewasa ini. Jadi masih adakah alasan kalian untuk malas membaca buku?
Meski angka buta huruf terus berkurang, hingga sudah tidak lagi dijadikan acuan pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), tingkat literasi di Indonesia masih tergolong rendah. menurut info, berdasarkan penelitian “The World’s Most Literate Nation” yang dilakukan The Central Connecticut State University pada 2016, Indonesia menempati urutan ke 60 dari 61 negara.
***