Menjadi seorang pramugari di salah satu perusahaan penerbangan terbaik di Indonesia adalah dambaan bagi semua orang. Selain karena prestige-nya profesi seorang pramugari ini, tentunya berbagai keuntungan seperti keuntungan materi pun akan didapatkan bagi seseorang yang berprofesi sebagai pramugari.
Dengan paras yang cantik, tubuh yang proporsional, pengetahuan bahasa asing yang mumpuni menjadikan profesi pramugari selalu menjadi incaran bagi semua orang. Rasa-rasanya sudah pasti akan bangga ketika ada reuni tiba, dan masing-masing dari kita memberitahu pekerjaan masing-masiing, seseorang dengan profesi Pramugari atau Pilot pasti akan bangga memberitahukan pekerjaan nya tersebut di depan teman-teman nya.
Sudah sejak lama, saya ingin bertanya-tanya langsung pada seseorang yang berprofesi sebagai seorang pramugari. Karena menurut saya, pekerjaan ini sangat menarik dan pastinya penuh suka duka serta tantangan. Tidak sembarangan orang bisa lolos seleksi menjadi seorang pramugari.
Baru-baru ini saya berbincang dengan seorang pramugari di salah satu perusahaan penerbangan ternama di Indonesia, Anggi Rospidia atau biasa disapa dengan Teh Anggi ini, selain berprofesi sebagai seorang Pramugari juga berprofesi sebagai penulis buku.
Buku-bukunya pun selalu menjadi inspirasi bagi yang membacanya. Adapun buku-buku yang ditulisnya adalah “Diary of Flight Attendant Wannabe” dan yang terbaru adalah “Emergency 90: Sujud yang Mengudara” Buku yang saya sudah baca adalah buku yang pertama, dan memang isinya sangat kaya manfaat juga kaya inspirasi.
Emang bisa jadi pramugari sekaligus jadi penulis buku? Bisa! Teh Anggi ini adalah contoh nyata bahwa profesi apapun tidak menghalangi untuk menyebarkan inspirasi melalui tulisan. Sebagaimana yang kita ketahui juga, menulis itu membuka jalan kebaikan untuk orang lain, membuka inspirasi bagi orang lain. Kelak, jika kita sudah tidak ada lagi di dunia ini, kita masih punya karya yang akan dikenang oleh orang lain, salah satunya dengan tulisan-tulisan yang bermanfaat.
Teh Anggi bercerita kepada saya bahwa “Saya mulai menekuni profesi pramugari sejak tahun 2010, Awal mulanya karena saya berpikir dengan apa saya bisa membahagiakan kedua orang tua dan mengangkat derajatnya?"
"Jujurnya sebelum FA (Flight Attendant) ini saya ingin sekali menjadi Kowad bahkan Akpol, pikir saya dulu yang masih SMA ya pekerjaan yang keren banget (karena saya dulu tomboi), hehe. Sampai akhirnya menuju UAS SMA saya mendapat informasi mengenai pendaftaran FA (Flight Attendant) melalui radio di daerah tempat saya tinggal dulu sampai flyer di sebuah hotel saya lihat ada Pembukaan Walk in interview Pramugari perusahan penerbangan pelat merah ternama di Indonesia. Eh, saya malah kepincut sama pekerjaan ini yang sebenarnya saya belum tahu apa sih kerjaannya di pesawat itu? karena saya belum pernah naik pesawat sama sekali.
"Pada saat itu tahun 2009. Kemudian saya ikut perekrutan memulai belajar mengetahui latar belakang perusahaan, dasar-dasar ilmu pengetahuan aviasi, ohya, penyeleksiannya sangat ketat sekali. Saat itu sekitar 500 pendaftar FA dari Banten yang lolos hanya 11 orang dan sampai lolos di Pendidikan hingga Inagurasi hanya 9 orang saja.”
Lebih lanjutnya lagi, ia bercerita bahwa menjadi seorang pramugari yang juga menekuni profesi sebagai penulis buku itu, suka nya banyak sekali jika bisa berbagi melalui tulisan. mulai dari pengalaman, proses, bahkan belajar memiliki sudut pandang yang positif.