Mohon tunggu...
Rachmah Dewi
Rachmah Dewi Mohon Tunggu... Penulis - DEW | Jakarta | Books Author | Certified Content Writer and Copywriter

Books Author | Certified Content Writer and Copywriter | Email: dhewieyess75@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama FEATURED

Mengenang Tragedi Bintaro 29 Tahun yang Lalu

19 Oktober 2016   15:01 Diperbarui: 19 Oktober 2018   16:11 9608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Tragedi Bintaro | Sumber; tempo.co

Konon menurut kabar, peristiwa Tragedi Bintaro ini bermula dari kesalahan kepala stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 jurusan Rangkasbitung-Jakarta ke stasiun Sudimara tanpa mengecek terlebih dahulu kondisi kepenuhan jalur yang ada di jalur Sudimara.

Inilah yang dinamakan kesalahan prosedur, mengapa demikian? Karena di sana tidak terjalin adanya komunikasi juga koordinasi dari kepala Stasiun Serpong kepada kepala Stasiun Sudimara.

Dan menurut sumber dari apa yang pernah saya baca, menurut jadwal, seharusnya keduanya akan bersilang di Stasiun Sudimara ini, di mana kalau tepat waktu, KA 225 seharusnya datang pukul 06.40 dan menunggu KA Cepat Patas 220 yang akan lewat pada pukul 06.49 di Stasiun Sudimara. Tapi apa kenyataannya? KA 225 ini terlambat 5 menit ketika sampai di Sudimara.

sumber: indocropcircles.wordpress.com
sumber: indocropcircles.wordpress.com
Jenis Lokomotif nomer BB303 17 yang dipakai untuk menarik rangkaian kereta bernama KA.225 kelas Ekonomi, dari Merak ke Tanah Abang Jakarta, disaat Tragedi Bintaro 1987. ( sumber: semboyan35.com)
Jenis Lokomotif nomer BB303 17 yang dipakai untuk menarik rangkaian kereta bernama KA.225 kelas Ekonomi, dari Merak ke Tanah Abang Jakarta, disaat Tragedi Bintaro 1987. ( sumber: semboyan35.com)
semboyan35.com
semboyan35.com
Detik-detik Menjelang Kereta Bertabrakan
Detik-detik menjelang peristiwa tabrakan dahsyat antara dua kereta api ini, salah seorang petugas dari PPKA Stasiun Sudimara yang bernama Djamhari menerima telepon dari petugas PPKA Stasiun Kebayoran yang bernama Umrihadi yang mengabarkan bahwa KA nomor 220 jurusan Jakarta Kota-Tanah Abang-Merak telah diberangkatkan.

Sontak, dua petugas ini berusaha mengejar kereta api yang telah berangkat, mereka juga sudah mengeluarkan sinyal tanda darurat, namun apa daya usaha mereka hanya sebuah kesia-siaan belaka.

Demikianlah, maut sudah merupakan garis takdir yang telah tertulis dari Tuhan kepada hamba-Nya. Kedua kereta api yang sama-sama tengah padat penumpang ini saling bertabrakan dalam satu jalur yang sama, bisa dibayangkan betapa ngerinya ketika lokomotif bertemu dengan lokomotif. Besi-besi saling menggilas dan menggiling tubuh-tubuh penumpang yang ada di dalamnya. tulang-tulang penumpang hancur seketika di dalamnya. 

Saya pernah lihat film dokumenter Tragedi Bintaro ini di Youtube, banyak anak-anak kecil yang turut meregang nyawa, tewas seketika di tempat. Sesaat setelah tabrakan, tempat itu dipenuhi oleh tangisan, erangan, serta bau darah dari dalam rongsokan kereta.

Saya tidak terbayang berapa banyak darah-darah yang tumpah di lokasi kejadian. Sungguh tragedi yang memberikan sayatan kepedihan yang sangat mendalam, bukan hanya untuk keluarga korban tapi untuk perkeretaapian di Indonesia. Semoga tragedi maut kereta api seperti ini di Indonesia tidak terulang lagi. (DEW)

Salam Kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun