Mohon tunggu...
Rachma Gusmiarti
Rachma Gusmiarti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa prodi Psikologi semester 6. Tertarik pada dunia kepenulisan terutama tema-tema psikologi baik industri, kepemimpinan, maupun kesehatan mental.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kepemimpinan Profetik: Buya Haedar Sang Cendikiawan Sekaligus Ketua Umum Muhammadiyah

15 Mei 2024   23:13 Diperbarui: 15 Mei 2024   23:21 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hidup yang cukup, baik bermakna. Memiliki sifat rendah hati menurutnya kalau dipanggil kiyai biasa saja tidak perlu berbangga (dalam video hasil wawancara di kanal Youtube Cahaya untuk Indonesia, 2022) dan senantiasa memegang teguh amanah sebab selama menjabat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Buya Haedar tidak pernah terlibat dalam kasus ataupun skandal. Model kepemimpinan yang diterapkan dalam kepemimpinan demokratis yang mana hal ini dibuktikan dengan mengikuti pemilihan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah. 

Ketiga yakni ciri ciri dari kepemimpinan profetik yang dimiliki Buya Haedar yakni cerdas (berpikir kritis) setiap menjawab pertanyaan selalu dijawab dengan jawaban yang mengandung pemikiran kritis contohnya Buya Haedar berkata 'agama harus dijadikan sebagai nilai nilai luhur, raihlah dengan cara yang halal dan baik, jangan yang haram dan syuhbat. Ketika mendapatkan harta, pergunakaam untuk kebaikan diri, keluarga, masyarajat dan Ibadah kepada Allah, tidak foya foya. Menurut beliau ketika orang berebut menjadi pemimpin dan yang dikejar adalah kekuasan semata, bukan amanah. Lalu orang ingin menjadi penguasa bukan menjadi pengurus urusan rakyat, umat, namun kehidupan yang membawa pada kemakmuran (berlimpah harta) disitulah agama menjadi nilai yang bersifat sublim, membuat jiwa pada batin yang dalam, mensucikan yang mencerahkan. Buya Haedar senantiasa menjunjung keadilan, kejujuran, bersikap suportif. Menurut beliau antara pimpinan dan warga biasa aja, tidak ada kasta, antara laki-laki dan perempuan saling menjaga martabat, kesetaraan dalam membangun keadilan, selalu ingin peduli pada keadilan untuk semua. 

Ciri-ciri terakhir yakni membawa misi tauhid Buya Haedar mengungkapkan bahwa mengembangkan pemikiran keislaman yang menanamkan tasamuh dan pemahaman keagaamaan yang semaki luas. Menurut beliau orang harus berinteraksi dengan sosial, media sosial, berinteraksi dengan digital, tetapi agama mengajarkan, harus punya akhlak, menjaga lisan, dan tulisan. Menurut Beliau media sosial dimanfaatkan untuk melaksanakan dakwah, dengan selalu menghidupkan nilai-nilai kebersamaan

 

Dalam kehidupan kita dimasa kini (dalam hasil video wawancara di kanal Youtube Cahaya untuk Indonesia, 2022).
Buya Haedar merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karena kepemimpinannya yang mumpuni pada saat menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Buya Haedar menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah selama dua periode. Dalam artikel ini penulis melakukan analisa mengenai bagaimana cara Buya Haedar menerapkan kepemimpinan profetik dalam jabatannya sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang mana notabenenya adalah organisasi Islam.

 Kepemimpinan profetik adalah proses memberikan pengaruh yang diberikan oleh pemimpin kepada bawahannya guna mencapai tujuan bersama yang mana dalam prosesnya menerapkan prinsip, sifat dan ciri-ciri yang diterapkan oleh nabi. Kepemimpinan profetik memiliki prinsip, sifat dan juga ciri. Dari hasil analisis dapat ditarik kesimpulan bahwa Buya Haedar telah menerapkan kepemimpinan profetik sesuai dengan teori yang telah dijelaskan. Mulai dari prinsip yang diterapkan oleh Buya Haedar yang pertama yakni senantiasa memberikan keteladanan. Hal ini sejalan dengan teori dari Rosita, dkk (2021) yakni salah satu prinsip dari kepemimpinan profetik yakni memberikan keteladanan. 

Sifat yang dimiliki Buya Haedar sesuai dengan teori yakni sifat dari kepemimpinan profetik yang diterapkan Buya Haedar yakni mendahulukan tujuan islam yg lebih luas yakni dengan membangun sekolah, rumah sakit, panti sosial, asuhan. Pada tahun 2020 Buya Haedar meresmikan lima Rumah Sakit PKU Muhammadiyah di Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan pendapat Rivai dan Arifin (2009) mengenai sifat dari kepemimpinan profetik yakni terikat pada tujuan islam yang lebih luas. Ciri-ciri dari kepemimpinan profetik yang sesuai dengan Buya Haedar. Salah satunya yakni ciri ciri dari kepemimpinan profetik yang dimiliki Buya Haedar yakni cerdas (berpikir kritis) setiap menjawab pertanyaan selalu dijawab dengan jawaban yang mengandung pemikiran kritis . Hal ini sejalan dengan pendapat (Rosita, 2020) mengenai ciri-ciri dari kepemimpinan profetik yakni cerdas. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa Buya Haedar menerapkan kepemimpinan dengan baik, tepat, dan sesuai dengan teori dalam kepemimpinan profetik.
 

Referensi
Cahaya Untuk Islam. 2022. Agama Harus Hadir Menjadi Value, Menanamkan Nilai-NilaiLuhur.Diaksespada10Juni2023
https://youtu.be/QFr1CLUMmSg

Makruf, Syahdara Anisa. 2017. "Urgensi Kepemimpinan Profetik dalam Mewujudkan Masyarakat Madani." Ta'dib: Jurnal Pendidikan Islam 6, no. 2 : 242-254.

Rosita Elitya, Hidayatullah, Oktaviantari, dan Yuniar Maulidya. 2020. Konsep Kepemimpinan Profetik. Al Muaddib : Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial dan Keislaman. Vol. 5 No.1 hlm 147-159.

Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. 2009. Islamic Leadership; Membangun super leadership melalui spiritual. Jakarta: Bumi Aksara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun