Mohon tunggu...
RACHMAD RANGGA WIJAYA
RACHMAD RANGGA WIJAYA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Prodi Sosiologi

Ingin mengembangkan diri yang lebih baik serta ingin berguna untuk negara dan agama.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Stabilitas Politik dan Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Soeharto

13 Desember 2024   13:53 Diperbarui: 13 Desember 2024   13:53 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jenderal Besar TNI Purn. Soeharto adalah sosok yang memegang peranan penting dalam sejarah Indonesia sebagai Presiden kedua yang menjabat selama 32 tahun, dari 1968 hingga 1998. Masa pemerintahannya yang dikenal sebagai orde baru ditandai oleh banyak pencapaian, namun juga kontroversi yang tidak sedikit.

Lahirnya orde baru berawal dari diterbitkannya Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada tahun 1966, yang menjadi dasar legalitas pemerintahan Soeharto. Orde baru bertujuan untuk mengembalikan tatanan kehidupan rakyat, bangsa, dan negara pada kemurnian pelaksanaan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Gerakan TRITURA (Tri Tuntutan Rakyat) yang diprakarsai oleh Angkatan 66 juga menjadi penanda lahirnya orde baru, dengan tuntutan pembubaran PKI, perombakan Kabinet Dwikora, dan penurunan harga.

Pemerintahan orde baru menggunakan konsep Demokrasi Pancasila dengan visi utama menerapkan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Orde baru berhasil mencapai stabilitas politik dan keamanan yang relatif setelah kudeta militer 1965 dan pemberantasan komunisme. Namun, pemerintahan ini juga dikenal dengan praktik indoktrinasi Pancasila yang ketat

Di satu sisi, orde baru membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Melalui program Pembangunan Lima Tahun dan kebijakan ekonomi yang agresif, Soeharto berhasil meningkatkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Dia juga dikenal sebagai Bapak Pembangunan karena fokusnya pada pembangunan dan program keluarga berencana. Namun, masa ini juga diwarnai oleh praktek korupsi yang merajalela, penindasan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berseberangan dengan pemerintah, dan pelanggaran hak asasi manusia.

Orde Baru adalah periode yang penuh dengan dinamika dan kontradiksi. Di satu sisi, masa ini membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Program pembangunan lima tahun dan kebijakan ekonomi yang agresif berhasil meningkatkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Soeharto, yang dikenal sebagai Bapak Pembangunan, berhasil mencanangkan berbagai program yang fokus pada pembangunan dan program keluarga berencana. Namun, di balik pencapaian tersebut, terdapat sisi gelap yang tidak bisa diabaikan.

Stabilitas politik yang dicapai pada masa Orde Baru tidak lepas dari upaya pemberantasan komunisme dan penerapan Demokrasi Pancasila. Pemerintahan Soeharto berhasil menciptakan suasana yang relatif aman dan stabil, yang menjadi dasar bagi pertumbuhan ekonomi. Program pembangunan lima tahun yang dicanangkan berhasil meningkatkan infrastruktur dan kesejahteraan masyarakat. Namun, stabilitas ini juga dicapai dengan cara yang kontroversial, termasuk pembatasan kebebasan berpendapat dan penindasan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.

Salah satu aspek yang paling kontroversial dari masa Orde Baru adalah praktek korupsi yang merajalela. Meskipun ekonomi berkembang pesat, korupsi yang meluas menjadi salah satu faktor yang merusak fondasi ekonomi yang dibangun. Selain itu, pelanggaran hak asasi manusia juga menjadi sorotan. Pemerintahan Soeharto dikenal dengan indoktrinasi Pancasila yang ketat dan pembatasan kebebasan berpendapat. Penindasan terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berseberangan dengan pemerintah menjadi salah satu ciri khas dari masa ini.

Krisis moneter tahun 1997 menjadi titik balik yang menyebabkan kurangnya kepercayaan terhadap Presiden Soeharto. Demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa dan masyarakat umum menuntut reformasi, dipicu oleh kebijakan pemerintah yang menaikkan harga BBM dan mahalnya harga sembako. Tragedi Trisakti pada Mei 1998, yang menewaskan empat mahasiswa, semakin memperparah situasi. Akhirnya, Soeharto mengundurkan diri pada 21 Mei 1998, menandai berakhirnya era Orde Baru.

Orde Baru adalah masa dengan banyak pencapaian dan kontroversi. Di satu sisi, membawa stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Namun di sisi lain, periode ini diwarnai oleh praktek korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan penindasan kebebasan berpendapat. Krisis moneter 1997 menunjukkan rapuhnya fondasi ekonomi Orde Baru dan memicu gerakan reformasi yang akhirnya menjatuhkan Soeharto dari kekuasaan. Refleksi mendalam tentang masa ini penting untuk memahami dinamika politik dan ekonomi Indonesia serta belajar dari sejarah untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun