Kejadian ini baru sore kemarin setelah annual meeting disebuah Mall besar Surabaya, dan waktu masih menunjukkan pukul 5. Daripada pulang jam segitu padat padatnya jalanan, dan Mall ini berada dijalan yang pakai nama pahlawan-pahlawan  yang digunakan disetiap kota sebagai jalan utama. Keputusan untuk bertemu dengan teman di Mall tersebut.
Sebelum bertemu dengan teman saya , saya mulai menyusuri tenant yang ada disitu, niat ingin membeli sesuatu tapi tiba-tiba berubah pikiran tidak jadi membeli nya. Karena kepikiran besok-besok pasti kebeli juga.
Setelah mulai memasuki beberapa tenant , akhirnya rasa haus sudah menghampiri,
Hampir saja memesan mimuman , coba membuka tas dan ambil Handphone, waktu ambil handphone baru sadar ternyata didalam tas tidak ada dompet. Dan baru ingat bahwa tadi pagi ganti tas, dan dompet tidak terbawa.
Kemudian diam berpikir berfikir keras...
Aha....
Ada sinar bola lampu LED yang menyala di kepala ku...
Aku ingat di handphone ada aplikasi Sakuku. Yang memang setiap bulan diisi untuk split rekening yang dipakai untuk keseharian. Dari pada tabungan terpakai mending aku pisahkan setelah gajian.
Unfortunately, saldo Sakuku punyaku kosong.Aku ingat beberapa hari yang lalu waktu waktu aku tidak bawa cash aku meminjam cash teman ku dan kirim ke rekeningnya dengan dengan Sakuku, semacam ATM berjalan temanku ini bisa ku tarik cash dimana saja. Beginilah pahit manisnya hidup cashless society.
Oke, sekarang bagaimana caranya ada yang bisa dimintai tolong untuk transfer ke rekening Sakuku untuk menyambung hidup di Mall sore itu.
Akhirnya ku hubungi kakakku yang bersedia mentransfer ke Rekening sakuku milikku dari rekening BCA nya. Awalnya dia bingung cara transfernya. Tapi lama-lama dia mengerti, malah aku dibilang seperti anaknya yang suka minta uang saku.