Mohon tunggu...
Rachma Dinna Nurseha
Rachma Dinna Nurseha Mohon Tunggu... Ahli Gizi - hi my name dinna

hi enjoy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosok Pedagang Cilok Muda yang Ramah Membuat Pembeli Terus Berdatangan

10 Januari 2022   23:02 Diperbarui: 10 Januari 2022   23:28 3097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan menggunakan sepeda motor istri dari cak Piyot berjualan cilok (09/01/2022)./dokumentasi pribadi


Bermodalkan sepeda motor dengan payung seadanya, berhenti disebuah pojok Pom Bensin dengan bercucuran keringat di balik jilbab biru di daerah Karangrejek, Gunungkidul, Yogyakarta menjadikan seorang wirausaha atau pedagang istri cak piyot kerap dipandang menyenangkan atau mungkin sebelah mata oleh banyak orang. Mengelola usaha sendiri dan menikmati hasil dengan sepuasnya adalah beberapa bayangan yang kerap muncul ketika melihat seorang pedagang. Selain tubuh yang kuat, seorang pedagang juga harus memiliki mental baja. Sehingga ketika bertemu tantangan tak lantas berhenti di tengah jalan. Terkadang dibutuhkan juga motivasi untuk menguatkan usaha dalam berdagang. Apalagi, menjadi bos pada pekerjaan sendiri juga dianggap mampu menikmati libur sepuasnya. Rasanya semua seakan sempurna dan penuh dengan ketenangan. Dia masih terlihat bersemangat mencari rezeki dengan membawa gerobak ciloknya dengan motor seadanya. Istri cak Piyot menyiapkan bahan memasak dari tepung kanji dan terigu lalu adonan itu dibentuk bulat dan diisi daging dan juga bermacam macam ada isi tahu, sosis, telur dan tahu yang ia masak di malam hari. Pagi nya ia memasak adonan cilok itu. Dia juga menyiapkan bumbu seperti saus kecap dan bubuk pedas lalu asin. Ia berangkat dari rumah dengan penuh semangat.

            Bau keringat yang meyengat, asap kendaraan, debu yang berterbangan bau sampah tak sedap itupun seketika terasa wangi. Ini adalah bukan cerita makhluk halus. Sangat Serius. Dan ini Cuma hal sepele yang istri cak piyot alami. Kata bu Yatmi " saya rela bekerja keras membanting tulang mbak, demi anak saya". Ia sangat sayang pada anaknya. "karena kalau saya tidak bekerja tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup." Ungkap istri cak piyot itu. Ia menginginkan anaknya bisa sukses dan berharap tidak melupakan kedua orang tuanya yang telah bekerja keras membanting tulang hanya untuk dia. Kehidupan orang tidak bisa ditebak hanya dari penampilan dan profesinya. Begitu yang dialami oleh istri cak piyot penjual cilok keliling ini. Perjuangan meraih masa depan dengan finansial yang cerah memerlukan kerja keras yang tak mudah. Perlu tekad yang kuat dan tak mudah putus asa dalam membangun usaha di atas kaki sendiri. Berkat doa dan usaha kerasnya, kini ia menjadi seorang yang sukses menyekolahkan anaknya dan membeli kebutuhan hidup sehari hari. Kisah perjuangannya itu pun menarik perhatian banyak warga sekitar karena inspiratif dan bisa dijadikan teladan.

                Selain itu, ia juga tidak akan melupakan perjuangannya selama ini. Meskipun banyak orang yang hanya bisa melihat orang lain di puncak, namun mereka tidak tahu perjalanan apa yang sudah dilalui. Istri cak Piyot juga berterimakasih kepada tetangga maupun saudara saudara yang telah mensupport mereka agar tetap bekerja dan bersemangat membanting tulang. Tanpa saudara dan teman teman mereka tidak akan menjadi apa apa yang pasti tidak bisa menyekolahkan anak mereka yang mempunyai cita cita tinggi itu. "Dibalik kesuksesan seseorang pasti ada sesuatu yang dikorbankan. Entah itu uang, waktu, kebersamaan, bahkan bisa jadi lebih dari itu," ungkap bu Yatmi. Kemauan harus dilandasi dengan tekad yang bulat dan harus berani dalam mengambil peluang yang ada "Ada banyak sekali masalah yang tadinya tidak mungkin untuk dipecahkan, menjadi mungkin ketika kita melakukannya dengan sepenuh hati dan tidak pernah berhenti. Oleh karena itu jadilah wirausahawan yang tidak pantang menyerah dan teruslah berusaha." Ungkap istri cak piyot.

                Terkadang beberapa mobil mendekati istri cak piyot untuk membeli ciloknya, sontak ia sangat gembira terlihat dari raut mukanya, ketika pembeli datang ia terlihat begitu ramah, dan melayani pembeli dan pintar basa basi menanyakan mau kemana dan darimana, ataupun menanyakan perjalanan pembeli, yang membuat pembeli merasa terkesan dan ingin kembali kesitu karena keramahannya dan rasanya yang lezat. " karena kalau penjual tidak ramah, tidak akan laris mba." Ungkap istri cak piyot. Istri cak Piyot ini berjualan mulai dari pagi sampai sore, penghasilannya terutama hari Minggu sangatlah laris, karena letaknnya yang strategis menuju arah kawasan pantai, ataupun sepeda motor yang mampir membeli bensin untuk sekedar melipir dan mencicipi cilok khas buatan istri cak piyot ini. Para pengendara luar kota, jikalau main ke daerah gunungkidul dan melewati ataupun membeli bensin pasti ingin kembali lagi untuk sekedar mencicipi dan berbincang dengan istri cak piyot ini karena keramahannya. "ada beberapa pelanggan mba, yang terkadang kembali mampir, untuk mencicipi cilok buatan saya lagi." Ungkap istri cak piyot. Karena keramahannya ia sangat akrab pada teman teman pedagang lainnya. Ia selalu bersyukur pada tuhan masih bekerja membanting tulang demi menghidupi keluargannya, ia berharap pandemi segera berakhir sehingga pembeli yang dulu bisa kembali lagi. Ia pun berharap agar selalu diberi kesehatan agar bisa berjualan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun