Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penyembuhan Secara Terapi Lumba-Lumba

23 Maret 2010   02:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:15 1205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

(KompasianaBaru-Jakarta) Lumba-lumba adalah makhluk air yang bernafas dengan paru-paru bukan dengan insang, jadi seperti manusia dan sering juga menolong orang-orang yang karam dilautan bila ada kapal yang tenggelam. [caption id="attachment_100256" align="alignleft" width="289" caption="Ilustrasi-Lumba-Lumba/Admin (shutterstock)"][/caption] Saat ini telah ditemukan salah satu terapi penyembuhan penyakit yang terkenal dengan nama "Dolphin Therapy Clinic". Terapi ini merupakan pusat terapi yang berorientasi pada interaksi antara klien dengan lumba-lumba. Pusat terapi lumba-lumba pertama di Indonesia yang didukung oleh tenaga profesional dan berpengalaman. Terapi dilakukan sambil bermain untuk pengembangan kemampuan kognisi, bahasa, emosi dan motorik. Bila kita perhatikan terapi ini bertujuan untuk mencapai hasil yang lebih baik dan efisien daripada hanya dengan terapi konvensional dalam hal: lamanya perhatian, komunikasi, bahasa dan bicara, akademis dan lain-lain. Terapi ini dapat memotivasi dan meningkatkan rasa percaya diri sehingga mampu menstimulasi terapi konvensional yang telah diberikan. Bagaimana cara kerjanya? Kita ketahui bahwa lumba-lumaba mengunakan gelombang sonar mereka untuk mengamati air dan klien (echolocation) lalu mereka memproduksi sejumlah energi yang bergabung didalam tulang tengkorak, dada dan tulang belakang klien yang berada disekitar mereka dan mampu meningkatkan produksi neurotransmitter dan dengan ketertarikakan anak-anak untuk berinteraksi dengan lumba-lumba dapat berguna dalam respon kognitif, fisik dan afektif yang benar. proses terapi lumba-lumba proses terapi lumba-lumba Terapi ini dapat kita temukan pada lokasi Pulau Bidadari resort, Pantai Marina Ancol yang dikelola oleh tim medis dan terapis dari kompartemen sarjana fisioterapi 99 untuk pasien anak-anak dan dewasa.Hal ini pertamakali dikembangkan oleh seorang psikolog bernama DR.DAVE NATHANSON di Ocean World, Fort, Lavderdale, Florida tahun 1978. Terapi ini berguna untuk kasus anak-anak dengan kebutuhan khusus antara lain Autisme (ADD & ADHD), CP (Celebral Palsy), kesulitan belajar, kurang konsentrasi, gangguan bicara dan bahasa, Down Syndrome, Sensory Integrastion disorder (SID), keterampilan pertumbuhan dan gangguan tumbuh kembang. Pada kasus orang dewasa sendiri antara lain : Stroke, LBP (Low Back Pain/Sakit Pinggang Bawah, HNP, Stress/depresi. Di pulau Bidadari sendiri saat ini telah ada 2 ekor lumba-lumba berjenis kelamin perempuan, satu berumur 18 tahun bernama Mia dan satu lagi berumur 13 tahun bernama yossi. Ketika liburan panjang kemarin selama tiga hari, kami bersama rekan-rekan berkunjung ke pulau Bidadari dari hari Minggu 14 Maret 2010 hingga hari selasa 16 Maret 2010. Proses terapi lumba-lumba Proses terapi yang dilakukan Pada hari minggu siang, saya sempat melihat lumba-lumba tersebut lagi melakukan terapi untuk anak-anak, tetapi di sekelilingi oleh pagar setinggi 2 meter itu ditutupi kain berwarna biru dengan tujuan lumba-lumba dan pasien dapat berkonsentrasi dalam proses penyembuhannya. Jadi sekedar lewat dan foto-foto dari luar, malamnya saat kami mau menuju benteng martello untuk makan malam dan melewati kolam lumba-lumba tersebut terlihat kedua ekor binatang tersebut sedang istirahat, tidurnya mengambang, sekali-sekali air dikeluarkan dari paru-paru yang berada diatas badannya, juga ketika kami selesai makan malam lewat melewati kembali kolam tersebut, terlihat keduanya sedang mengambang. Hari senin pagi tanggal 15 Maret 2010, setelah berkeliling pulau bidadari dengan teman-teman, kami sempat singgah di kolam lumba-lumba tersebut tetapi pintunya terkunci dari luar, yah kami cukup puas berfoto dari luar saja, siang harinya setelah acara diskusi dan makan siang dan foto-foto bersama antara peserta kelar dilakukan, saatnya kami beramai-ramai menuju ke kolam lumba-lumba tersebut, anak-anak wartawan OChannelTV ikut juga mengambil gambarnya, sebagian besar peserta saling foto-foto bersama lumba-lumba tersebut dari jarak dekat, sekali-sekali kedua ekor lumba-lumba melakukan aktraksi yang indah untuk dilihat. Saya sendiri sempat memberi makan lumba-lumba dari dekat, menyuapinya potongan-potongan ikan langsung kemulutnya, mengelus badannya sempat juga salaman dengan lumba-lumba, bila kita memberi tangan  secara otomatis lumba-lumba tersebut akan memberi siripnya untuk disalami, kami bersama beberapa rekan-rekan sempat juga dicium oleh lumba-lumba tadi, kadang kala lumba-lumbanya marah, airnya disibak kekaki, sepatu saya sampai basah, seorang wanita lainnya hampir juga digigit oleh kemarahanan si lumba-lumba. Bila kita perhatikan bila kita mengelus-ngelus badan si lumba-lumba dan si lumba-lumba mencium seseorang matanya pasti merem seperti manusia, maklum lumba-lumbanya berjenis kelamin wanita. Hari selasa pagi 16 Maret 2010 jam 07:00 WIB, saya bersama teman-teman sempat berkunjung kekolam lumba-lumba yang terakhir kalinya sebelum berangkat ke jakarta pada jam 09:00 WIB, kami sempat berfoto bersama, saya pamitan dulu kepada kedua lumba-lumba tersebut,kebetulan yang jaga ada disitu jadi pintunya tidak di kunci, sayangnya makanan untuk kedua lumba-lumba tersebut belum dibawa oleh yang jaga, jadi agak marah lumba-lumbanya ketika dipegang, hampir digigit tangan saya, oke sampai jumpa lagi lumba-lumba, dadah.... eh si lumba-lumba marah, dia berenang pindah kolam kesebelah melewati pembatas beton antar kolam selebar 50 cm, mungkin dia sedih ditinggalin oleh pengunjungnya (Cowoknya kembali lagi ke Jakarta). Didekat kolam lumba-lumba ini ada pohon kepuh yang telah berusia 200 tahun, disini  didepan ayunan kami berfoto berlima dengan para bidadari sebelum berangkat kembali ke Jakarta, Selamat tinggal Lumba-Lumba, sampai jumpai lagi di waktu yang akan datang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun