Kota Jakarta di awal bulan Desember 2009 ini mengadakan event Internasional yaitu JIFFEST (Jakarta Internasional Film Festival) yang ke- 11 kalinya. Publik kota Jakarta di suguhi beberapa film dari negara-negara Asia, Eropa, Australia, Amerika serta Afrika. Kali ini penyelenggaraan seluruhnya di pusatkan di Blitzmegaplex Grand Indonesia sejak tanggal 4-12 Desember 2009 dengan film pembuka "Sang Pemimpi" dan film penutup "New York I Love You". Acara Jiffest lainnya adalah Free Sceening, Premiere khusus untuk undangan, World Cinema - IDR 25.000, World Cinema Documentary + Madani - IDR 15.000 serta panel/jiffest event diskusi dan launching buku yasmin Ahmad~s films. Untuk menyemarakan acara ini juga di pamerkan Swiss Design in Holllywood, berupa design dan gambar digital dari produksi film internasional dari vidio game. Ada lebih 20 karya yang di pamerkan seperti : Alien, Final Fantasy, Lord of the Rings, Hellboy, King Kong, yang bertempat di Satin Louge lantai 11. Bila penulis perhatikan sejak ikut nonton film jiffest mulai tahun 2004 hingga 2009, maka dapat di ambil kesimpulan inilah event Jiffest terjelek pelaksanaannya, dapat di lihat dari kacaunya film-film yang di putar, film sudah selesai tetapi di putar ulang, suara hilang, film asing berbahasa Prancis tidak ada teks bahasa Inggris, kemudian setelah selesai baru di putar ulang dengan teks bahasa Inggris, penonton pada protes dan ribut, banyak juga yang akhirnya keluar dari ruangan. Saat film sudah selesai tetapi di putar ulang , "Pada kemana operator filmnya, apa lagi tidur?" ujar beberapa penonton sambil berteriak. Biasanya film-film dari negara Eropa di putar di pusat kebudayaan mereka di Jakarta dan free tiket, tetapi kali ini semua di blitzmegaplex dan bayar lagi, payah deh panitianya. Tiket masuknya juga jelek, kertas kecil tidak seperti tahun-tahun yang lalu tiket agak panjang, sebagian di robek dan sebagian lainya dapat di bawa pulang untuk kenang-kenangan dan dapat di koleksi. Untuk film-film dari Eropa, yang di putar di pusat kebudaan mereka, memang free dari tahun ke tahun, tetapi yang di putar di luar, seperti jakarta theater (film eropa) harus bayar, demikian informasi tambahan dari penulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H