National Summit 2009 baru saja selesai yang di buka dan di resmikan oleh Presiden SBY di hotel Bidakara Jakarta pada tanggal 29-31 Oktober 2009 yang lalu.
Salah satu hasil summit tersebut adalah merekomendasikan untuk memodernisasikan pelabuhan utama di Indonesia, dalam hal ini Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan Tanjung Priok sebagai pintu keluar masuknya barang ekspor-impor di tuntut untuk bersaing dengan negara-negara tetangga di ASEAN dan yang terdekat adalah negara Malaysia dan Singapura, mereka lebih maju dari Indonesia dalam hal kepelabuhan.
Pelindo II sebagai pengelola pelabuhan T.priok merasa tertantang dan segera mengadakan acara seminar dengan thema "Jakarta As indonesia Hub Port". Seperti yang kita ketahui bersama , pelabuhan T.Priok hanya mengalami kepadatan lalu lintas barang pada waktu tertentu saja, jalur pengiriman kontainer dari indonesia ke luar negeri di arahkan ke pelabuhan di Singapura serta port Klang dan tanjung Pelepas milik Malaysia, selaku pelabuhan penghubung dari pelabuhan T.Priok di Jakarta, Belawan-Medan,T.Perak-Surabaya dan pelabuhan T.Emas di Semarang.
Dengan dijadikan sebagai Hub Port, arus lalu lintas akan tinggi setiap hari karena tidak perlu bergantung dari jadwal yang di atur pelabuhan negara lain, jadi akan berdampak positif bagi perekonomian Bangsa Indonesia.
Arus kargo saat ini telah mencapai 62 juta ton dengan 4 juta TEUs kontainer dan 18.000 pelayaran kapal, kita berdoa secepatnya pada tahun 2014 T.Priok sudah dapat di jadikan pelabuhan berskala Internasional sehingga lalu lintas ekpor-Impor barang keluar negeri bisa langsung sampai di negara tujuan tanpa harus transit di pelabuhan negara tetangga.
Proses pembangunan dan pengembangan dermaga T.Piok akan di mulai pada tahun 2010, akan di bangun secara bertahap agar menjadi hub Port dengan Investasi sebesar Rp 6 trilyun dan di harapkan selesai pada tahun 2014 sudah dapat beroperasi dan dapat menyaingi negara-negara lainya.
Nanti akan di tambah lahan dengan proses reklamasi pantai seluas 300 Ha dan pengembangan lahan 6 ha untuk di fungsikan menjadi lahan penumpukan, pekerjaan ini rampung pada tahun 2011. kondisi sekarang luas daratan 604 ha, panjang penahan gelombang 8.456 Meter, luas kolam pelabuhan 424 ha.
Saat ini peti kemas dari indonesia yang tersebar di manca negara adalah sebagai berikut : Asia 60.43%; Australia 11.07%; Amerika Serikat 12.49%; Eropa 11.45% serta Afrika 3.61%.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H