Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Diuber-uber 6 Orang Wanita

28 Oktober 2011   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:24 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-Ini fakta yang sebenarnya dari kejadian pada suatu Hotel berbintang lima di kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Pada hari itu saya menghadiri suatu acara diskusi dan peluncuran peta Atlas Indonesia terbaru versi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal), kamis, 5 Februari 2009. Acara di hadiri oleh Menristek (Menteri Negara Riset dan Teknologi) Kusmayanto Kadiman, pembukaan dari jam 09:00-13:30 WIB. Setelah acara selesai saya shalat dzuhur di mushala lantai dua, Hotel Sahid Jaya.

Mohon perhatian Anda semuanya, hati-hati shalat di mushala, banyak malingnya, sering kehilangan tas maupun sepatu, di sarankan shalat di masjid di parkiran belakang. Saat break maupun lunch, waspada tas, laptop, HP milik Anda, jangan di tinggalkan barang sedetik pun karena maling-maling siap beraksi, sudah sering terjadi kehilangan seperti ini.

Setelah shalat saya ke toilet dahulu dan menuju salah satu ruangan, disana sedang berlangsung pelatihan politik oleh pengamat politik Andrinof Chaniago, ketika bertemu saya, pengamat politik ini sangat pucat mukanya, "Hallo apa khabar,  lagi acara apa nih," ujar saja , "acara pelatihan politik"  ujar pengamat tersebut.

Siang harinya jam 14:00-16:30 WIB, acara survei politik tentang kandidat terkuat calon Presiden oleh salah satu lembaga survei yang biasa menyurvei masalah politik.

Sore hari setelah shalat Ashar, jam 17:00 WIB, saya mau turun dari lantai dua menuju lift tengah samping Puri Putri, disana ada pengamat politik Andrinof Chaniago siap-siap turun tetapi mukanya lebih pucat lagi dari saat siang tadi ketika bertemu saya, entah informasi politik apa yang sampai di telinganya. Otomatis saya tidak jadi turun dari lift tersebut tetapi balik lagi ke ruang pertemuan Candi Prambanan kemudian turun melalui anak tangga dan menuju lobby hotel.

Pada posisi tengah-tengah lobby hotel samping lift depan, tiba-tiba datang 6 (enam) orang wanita karyawan Hotel Sahid Jaya dari selasar tengah, jalannya cepat, mukanya semua merah, mungkin mereka lihat dari CCTV saya tadi mau turun dari lift. Mereka jalan berjejer enam orang menuju saya, tiba-tiba salah satu dari wanita ini nomor lima dari ujung kanan langsung menabrak saya, terkena dada kiri saya, aduh sakit sekali, pegal bahu kiri ini. Temannya paling ujung kanan nomor enam berkata: " kok kamu tabrak dia", wanita itu sangat merah mukanya dan menjawab kepada temannya: "Habis gemes sekali sih lihat dia". Coba lihat rekaman CCTVnya pasti bagus sekali hasilnya.

Saya pertama sekali menginjak kaki ke Hotel Sahid Jaya yaitu saat tahun 2002, ketika itu saya survei ke Drugstore untuk menawarkan koleksi prangko serta tas dan sepatu via brosur. Pasca tsunami Aceh, 26 Desember 2004, saya hampir tiap minggu datang ke Hotel Sahid Jaya untuk mengikuti diskusi perkembangan terakhir situasi terkini langsung dari Aceh.

Masuk dari lobby depan hingga bertahun-tahun lamanya, sejak  2004-2009 hingga kejadian tersebut terjadi. Otomatis cewek-cewek itu sering melihat saya, sekarang ini kalau saya ke hotel tersebut pasti salah satu dari beberapa wanita tersebut yang senyum-senyum saja, kadang mereka sudah menunggu di tangga turun sambil tertawa manis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun