Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Amerika Serikat dilanda Gempa Bumi

24 Agustus 2011   02:42 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:31 935
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-Gempa bumi berkekuatan 5,8 Skala richter telah mengguncang sejumlah pantai timur AS, bangunan bergetar dan para pekerja kantoran panik serta berlarian ke jalan-jalan. Gempa bumi mengguncang wilayah tersebut Selasa, 23/8/2011 sore. Survei Geologi AS mengatakan gempa itu berpusat Virginia, atau 135 km barat daya Washington. Gempa itu terkuat di Virginia sejak 1897. Pusat gempa berada di negara bagian Virginia tetapi bisa dirasakan di Washington. Pemerintah telah mengevakuasi gedung US Capitol, Pentagon, dan bangunan federal lainnya, Museum utama di Washington juga ditutup menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. Gempa juga dirasakan hingga Boston, termasuk di Vineyard Martha, Massachusetts, di mana Presiden Barack Obama berlibur, Sistem transportasi di New York dan kota-kota lain kembali beroperasi setelah adanya penundaan akibat gempa ini. Dua reaktor nuklir di Louisa County, Virginia, secara otomatis dimatikan untuk sistem keselamatan. Evakuasi juga dilakukan di Pentagon dan gedung kongres Capitol.Meski tidak ada laporan adanya korban jiwa, tetapi sejumlah bangunan mengalami kerusakan termasuk Katedral Nasional. Kepolisian Federal mengatakan dua reaktor nuklir dekat pusat gempa dimatikan tetapi tidak ada kerusakan yang terjadi, 12 pembangkit nuklir lainnya kini dinyatakan waspada pasca gempa. Gempa yang berpusat di sekitar 135km dari barat daya Washington dengan kedalaman 6 km ini merupakan salah satu yang terbesar yang pernah terjadi di pantai timur AS sejak 1897, dan berdasarkan data badan geologi AS, USGS, menyamai gempa di New York tahun 1944. Sambungan telepon selular juga sempat mengalami gangguan beberapa saat setelah gempa.Kemacetan terjadi di penjuru kota, sistem transportasi Metro sangat penuh sehingga banyak orang yang berjalan kaki atau bersepeda ke rumah. Terkait warga negara indonesia yang berada di AS pihak kedubes sedang melakukan pengecekan. "Kami sedang melakukan pengecekan apakah ada masyarakat Indonesia yang terkena dampak gempa di pantai timur," ujar Dino . Gempa sempat menggetarkan kota Washington DC dan New York. Tak terkecuali kantor Kedutaan Besar RI di Washington."Alhamdulillah gedung KBRI Washington DC sementara ini dalam keadaan baik dan semua staf juga selamat," jelas Dino Patti Djalal Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Akibat gempa ini menyebabkan penerbangan dari New York ditunda sementara otoritas penerbangan memeriksa kemungkinan kerusakan pasca gempa, tetapi kemudian aktifitas Bandara John F Kennedy dan Newark kembali normal.Penerbangan Bandara Nasional Reagan di Washington juga sempat ditunda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun