Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pimpinan KPK yang Baru Harus Berani dan Tegas

15 Agustus 2011   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:46 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

JAKARTA-Pekan ini KPK lagi naik daun karena Buronan Interpol Nazaruddin sudah berhasil di tangkap dan dikembalikan ke Indonesia dan di tahan di KPK. Akan tetapi dalam koordinasi dengan kejaksaan dan kepolisian KPK Jilid II ini banyak kelemahan.

Untuk memperkuat hubungan dengan lembaga penegak hukum lainnya bisa ditempuh dengan menunjukkan sikap mengayomi kedua lembaga tersebut. Masyarakat selama ini menunjukkan sikap yang resisten terhadap keduanya. Layaknya seorang korban narkoba, keduanya perlu dirangkul agar dapat bersinergi dengan baik.

Polisi dan Jaksa harus kita ayomi, supaya mereka percaya diri dan saling bersinergi, tidak saling bersaing dalam pemberantasan korupsi.Sepuluh calon pimpinan KPK telah menjalani seleksi tahap akhir, yakni tahap wawancara, Ke-10 calon pimpinan KPK yang menjalani seleksi tahap wawancara, adalah Abdullah Hehamahua, Abraham Samad, Adnan Pandupradja, Aryanto Sutadi, Bambang Widjojanto, Egi Sutjiati, Handoyo Sudrajat, Sayid Fadhil, Yunus Husein, dan Zulkarnain.

Wacana pembubaran KPK yang digulirkan oleh Ketua DPR RI Marzuki Alie adalah hal yang keliru. Hal yang diperlukan saat ini adalah membersihkan pimpinan KPK yang diduga terbukti melakukan pelanggaran. Ini lebih kepada penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan personal di KPK, bukan lembaganya yang harus dibubarkan.

Para kandidat yang olos cukup kredibel dan berkomitmen untuk bisa menjalankan fungsi KPK secara maksimal karena pimpinan KPK itu harus tegas dan tidak terlalu santun seperti Busro Muqodas. Karena sikap Busro sebagai Pimpinan KPK terlalu lembek dan santun, terlihat ketika menetapkan Nazaruddin menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap proyek pembangunan Wisma Atlet Sea Games di Palembang, Sumatera Selatan, Burso terlebih dahulu menyampaikan hal status tersebut ke Presiden SBY.

Sekarang ini yang kita butuhkan adalah  pimpinan KPK yang berani dan tegas, bahkan setengah Abnormal seperti Antasari Azhar dan Baharuddin Lopa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun