Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlu Tindakan Keras Terhadap Preman, Pengamen dan Pengemis

6 Juli 2010   13:07 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:03 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Kompasiana.com-JAKARTA) Siapakah penguasa kota Jakarta ini? Tahukah Anda di sekeliling kota Jakarta ini, preman, pengamen, dan pengemis yang menguasai segala sudut kota ini dengan bermacam gayanya. Ada pengamen yang bergaya preman mabuk yang sering kita lihat mereka beraksi di bus kota dan meresahkan penumpang dan menguasai kawasan sekitar terminal bus.

Tidak sedikit mereka menjalankan aksinya para pengamen dan preman tersebut yang berpura-pura mabuk sambil memaksa minta uang kepada penumpang juga modus lama yaitu preman tobat yang baru keluar penjara masih ditemui pula. Masalahnya adalah para Kondektur bus dan sopir tak bisa bertindak melarang mereka naik. Kalau dilarang naik, malah kondektur  yang berantem sama mereka jadi selama ini hanya didiamkan saja, tidak mau repot, akhirnya para penumpang yang jadi korban para preman, pengamen dan pengemis tersebut.

Para pengamen biasanya naik di pintu angkot walaupun ada juga beberapa anak jalanan tetapi pengamen dewasa tak kalah banyak. Mereka hanya bernyanyi sekadarnya dan kemudian meminta uang kepada penumpang angkot. Nyanyinya enggak jelas, asal-asalan, brisik lagi, terus langsung minta uang, memang banyak yang maksa juga, seorang sahabat saya sampai kesal melihat ulah mereka itu setiap harinya.

Rencananya Pemprov DKI Jakarta menggelar penertiban terhadap sindikat peredaran pengemis di Ibukota Jakarta ini, sudah mendapat dukungan penuh dari kalangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta. Karena keberadaan sindikat pengemis itu sudah bukan isapan jempol belaka. Mereka benar-benar nyata dan mengancam kenyamanan serta ketentraman masyarakat.

Saat ini setidaknya 2.000 lebih pengemis membanjiri berbagai tempat di ibukota. Mulai dari perempatan jalan, terminal, pasar, stasiun kereta api dan berbagai tempat lainya. Jumlah ini diperkirakan terus meningkat, mendekati bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, disitulah puncak kejayaan mereka.

Dalam melakukan penertiban Pemprov DKI  harus mengedepankan tindakan persuasif tanpa kekerasan. Setidaknya Pemprov DKI yaitu Satuan Polisi Pamong Praja harus bekerja sama dengan pihak kepolisian dan berbagai pihak lain untuk mendukung penertiban tersebut.

Apabila terbukti ada kelompok pengemis yang melakukan eksploitasi terhadap anak-anak, maka pihak kepolisian tidak boleh segan menindak sesuai hukum yang berlaku. Bagi yang terbukti melakukan eksploitasi apalagi kekerasan kepada anak dengan memaksa mereka mengemis, maka harus diberi tindakan tegas.

Memanag setelah sukses menggelar razia terhadap keberadaan preman yang kerap beraksi di atas angkutan umum di ibukota, rencananya Satpol PP DKI akan segera menertibkan para sindikat pengemis yang ada di ibukota. Yang menjadi target dalam operasi ini adalah, mereka yang menggunakan anak-anak di bawah umur dalam setiap aksinya. Selain mengganggu ketertiban umum, sindikat pengemis ini dianggap telah melakukan eksploitasi terhadap anak-anak lantaran mempekerjakan mereka sebagai pengemis.

Semoga kota Jakarta ini betul-betul bebas dari para preman, pengamen dan pengemis serta warga tidak khawatir lagi dalam menjalankan akivitasnya sehari-sehari mengunakan angkutan umum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun