Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.(QS al Huud : 113) .Dalam tafsir Jalalain dijelaskan cendrung kepada orang yang zalim itu berarti memiliki kecondongan hati kepada orang-orang yang dzolim dengan rasa cinta dan berbaik-baik dengan mereka atau ridho terhadap perbuatan mereka.
Sikap pengecut terutama para penguasa negeri Islam terhadap penjajah inilah yang membuat penjajahan terhadap umat Islam terus berlangsung. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari apa yang digambarkan oleh Rosulullah saw sebagai penyakit ‘ al wahn’ yang menjangkiti umat Islam , yakni penyakit cinta dunia dan takut mati. Inilah yang membuat Islam Islam jumlah banyak , tapi lemah, bagaikan buih dilautan.
Penyakit al wahn ini juga yang membuat seorang muslim kemudian menggadaikan idealismenya demi jabatannya dalam sistem kufur yang rapuh dan busuk. Menganggap menerima Obama tidak masalah. Padahal pemerintah AS yang sekarang ini dipimpin oleh Obama telah membunuh jutaan umat Islam di berbagai kawasan dunia. Sementara Rosulullah saw sendiri menegaskan tentang pentingnya nyawa seorang muslim. Sampai-sampai Rosulullah bersabda : Hancurnya bumi beserta isinya adalah lebih ringan bagi Allah dibanding dengan terbunuhnya seorang muslim.”
“al Wahn” ini pulalah yang telah membuat seorang muslim tidak merasa berdosa menerima Obama. Padahal Obama telah menjadi pembela setia Israel , bahkan berjanji untuk dengan segala cara memujudkan mimpi Israel. “Saya berjanji kepada Anda bahwa saya akan melakukan apapun yang saya bisa dalam kapasitas apapun untuk tidak hanya menjamin kemanan Israel tapi juga menjamin bahwa rakyat Israel bisa maju dan makmur dan mewujudkan banyak mimpi yang dibuat 60 tahun lalu,” kata Obama dalam sebuah acara yang disponsori oleh Kedutaan Besar Israel di Washington untuk menghormati hari jadi negara Israel yang ke-60.
Satu hal yang kita lupakan kemuliaan kita bukanlah tergantung kepada orang-orang kafir , apalagi penjajah umat Islam. Di dalam Al Qur’an Allah SWT berfirman :
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya.(QS Faathir: 10) Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan tentang ayat ini : barang siapa yang menginginkan al ‘izzah ( kemuliaan, kedudukan, kemenangan) di dunia dan di akhirat , maka dia harus terikat dengan pada ketaatan kepada Allah SWT.Dikarenakan Allah-lah Penguasa di dunia dan di akhirat.
Sangat jelas kemuliaaan akan kita raih kalau kita bersandar kepada Allah SWT dengan mentaati perintah-Nya, dengan cara itu kita bisa lepas dari penjajahan. Penjajahan terjadi karena kita tidak taat kepada syariah-Nya. Kita terpecah belah, tidak bersatu padahal itu adalah perintah Allah SWT untuk bersatu dengan dasar aqidah Islam tanpa tanpa melihat bangsa, warna kulit, ras, atau geografinya.
Penjajahan ekonomi terjadi karena kita menggunakan prinsip-prinsip kapitalis seperti ribawi dalam perekonomian kita yang dengan keras dilarang Allah SWT. Mata uang kita rentan menghadapi goncangan, akibat kita masih menginduk kepada dollar. Padahal dengan dinar(emas) dan dirham (perak) – mata uang yang berdasarkan syariah- akan lebih menjamin stabilitas mata uang.
Demikian juga, eksploitasi terhadap kekayaan alam kita terjadi, karena kita melanggar syariat Islam yang mengatakan barang tambang yang jumlahnya melimpah adalah merupakan pemilikan umum (al milkiyah al ‘ammah) , merupakan milik rakyat yang tidak boleh diberikan kepada individu , apalagi swasta asing. Pemilikan umum harus dikelola oleh negara dengan baik dan hasilnya digunakan untuk kemashlahatan rakyat.
Kita juga masih dijajah karena kita masih tunduk pada penguasa-penguasa yang menjadi kaki tangan asing,yang dengan rela menjual negaranya , bahkan membiarkan rakyatnya terbunuh, untuk menyenangkan tuan-tuan besarnya merupakan penjajah kapitalis. Penguasa-penguasa antek seperti ini terpilih karena kita menggunakan sistem demokrasi yang menjadi alat penjajahan negara-negara Imprialis untuk mendudukkan agen-agen mereka.
Belum cukupkah kita mengalami kesulitan dan kehinaan dengan kehidupan kita sekarang ? Kehidupan yang tidak mendapat keberkahan Islam, tidak mendapat keberkahan hidup dibawah naungan Khilafah Islam yang menerapkan syariah Islam ? Atau kita tetap diam, sementara kita , anak dan cucu kita telah menjadi korban konspirasi yang makin meningkat melalui tangan-tangan kaum imperialis dan antek-antek mereka? Belum tibakah waktunya bagi kita untuk bergerak dan merubah realita buruk ini dengan jalan melengserkan para penguasa komprador dan menegakkan pemerintahan Khilafah?