Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Undang-Undang Pemerintah Aceh Hikmah dari Gempa dan Tsunami Aceh

8 Februari 2010   10:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(KompasianaBaru) Setiap konflik pada akhirnya akan berakhir juga, baik itu konflik bersenjata maupun konflik-konflik lainnya, seperti hujan setelah turun dengan lebat-lebatnya akhirnya reda juga. Setelah empat tahun berlalu pasca penandatangan bencana konflik bersenjata di Aceh dengan perdamaian di Helsinki, banyak perubahan yang telah terjadi kini di bumi Aceh.

Kehadiran ratusan lembaga non goverment dan lembaga donor dari internasional sangat mendorong perubahan pesat yang terjadi di daerah Aceh. Jika sebelumnya Aceh memang pernah porak poranda akibat konflik yang mencuat selama 29 tahun ditambah lagi dengan hempasan bencana maha dashyat di abad ke-20 ini yaitu gempa dan tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 cukup masih membuat diri kita merinding bila mengingatnya, ada lebih 500.000 korban jiwa dan ratusan bangunan hancur berkeping-keping, tetapi setiap bencana itu pasti ada hikmahnya kepada masyarakat Aceh.

Konsep perdamaian yang terjadi di Aceh pasca terjadinya gempa dan Tsunami yang membuat dunia Internasional bersimpati dan PBB (Perserikatan bangsa-Bangsa) menjadi Aceh dan daerah sekitarnya yang tertimpa musibah sebagai operasi kemanusiaan terbesar dalam sejarah. Perdamaian Aceh memang telah dirancang dan dibahas sebelum bencana tsunami terjadi, namun dengan adanya gempa dan tsunami upaya mencapai perdamaian lebih diperkuat lagi, sehingga tercapailah kesepakatan damai Helsinki. Dari 71 pasal MoU Helsinki, paling tidak ada 19 butir kewajiban yang harus ditindaklanjuti segera oleh Pemerintah RI sebagai indikasi kuatnya komitmen utnuk mendukung perdamaian tersebut.

Saat ini aspek-aspek yang perlu diimplementasikan oleh pemerintah Republik Indonesia yakni presiden SBY dan Departemen hukum dan Ham dalam MoU cukup luas: aspek politik, hukum, HAM, keamanan, sosial dan aspek ekonomi. Keputusan politik yang tertuang dalam MoU Helsinki kemudian dipertegas dalam tatanan keputusan hukum dalam undang-undang Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintah Aceh, ini adalah hikmah yang terbesar dari gempa dan tsunami Aceh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun