Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Menanti di Pintu Loket Kematian

8 Februari 2010   08:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:02 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(KompasianaBaru-Jakarta) Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Seseorang itu tahu bahwa dia telah di lahirkan di dunia ini, tetapi tidak tahu kapan azal akan menjemputnya. Seperti yang telah kita ketahui, Minggu, 7 Februari 2010, adalah empat puluh hari wafatnya Mantan Presiden  Republik Indonesia Abdurrahman Wahid atau yang terkenal dengan nama Gus Dur.

Mantan Presiden tersebut telah beberapa kali stroke dan telah berkali-kali masuk rumah sakit dan belakangan juga harus cuci darah bertahun-tahun, tetapi belum juga meninggal hingga akhirnya azal datang menjemput beliau pada tanggal 30 Desember 2009 di RSCM, Jakarta.

Akhir kehidupan itu ibarat kita antri diloket kematian, dimana setiap orang yang menanti azalnya untuk dijemput oleh malaikat maut tetapi diloket ini tidak berlaku aturan siapa yang telah didepan loket itu akan meninggal duluan atau dengan kata lain yang lebih tua belum tentu duluan meninggal daripada yang lebih muda, karena bisa jadi yang lebih muda itu meninggal lebih duluan seperti contoh bayi yang baru beberapa jam lahir ke dunia ini langsung meninggal.

Kematian itu hakikatnya untuk kita semua, tidak seorang pun yang tahu kapan malaikat maut itu akan datang kepada diri seseorang. Ada orang beberapa kali tertimpa bencana kecelakaan tetapi tidak meninggal-meninggal, ada juga yang baru tidur sejenak tetapi tidak bangun-bangun lagi karena sudah saatnya malaikat maut bertugas untuk menjemput orang tersebut karena takdir ilahi  telah menentukan hal sedemikinan.

Sastrawan muda  Chairil Anwar pernah berkata," Aku ingin hidup 1000 Tahun." tetapi maut berkata lain, beliau akhirnya meninggal pada saat usia masih muda sekali. Apa jadinya kalau manusia berumur 1000 tahun?

Sekarang ini angka harapan hidup rata-rata manusia yang tinggal di Jakarta adalah 77 tahun untuk wanita dan 73 tahun untuk pria. Di atas umur 60 tahun sudah sakit-sakitan, gigi sudah banyak yang ompong, rambut sudah putih dan banyak yang rontok di makan usia.

Maut akan datang kepada Anda bila waktunya sudah tiba, walaupun Anda berada di dalam gedung yang sangat kokoh, Anda tidak bisa lari  untuk menghindari tugas malaikat maut bekerja.Manusia diciptakan dari tanah dan akan kembali lagi ke asalnya yaitu tanah juga. Dari tanah kalian diciptakan dan di dalam tanah kalian akan dikembalikan dan dari tanah pula kalian akan dibangkitkan di akhirat nanti.

Bagi orang yang beramal saleh kematian itu adalah awal kebahagiaan dan merupakan akhir dari penderitaan, sedangkan bagi orang yang jahat/sering menyia-nyiakan kehidupannya, kematian itu adalah awal penderitaan dan merupakan akhir dari kebahagiaan.

Apakah kita termasuk orang yang yang siap menghadapi kematian, siapkah kita menghadapi kematian tersebut, hanya kita sendiri yang tahu jawabannya. Bekal apakah yang akan Anda bawa pulang nanti ke alam barzah, amal saleh apa yang sudah Anda siapkan untuk menyongsong kematian. Saat kematian telah tiba dan kita telah berbaring sendirian di alam kubur, saat itulah segala amal perbuatan kita, baik dan buruk yang akan menolong kita.

Segala harta benda, sanak saudara, anak, istri/suami tidak ada yang mau menyusul Anda ke liang lahat, belum lagi gelapnya alam kubur, bencana siksa kubur atau kesenangan di alam kubur yang akan menimpa Anda hingga penantian panjang menanti kebangkitan umat manusia di alam akhirat saat dunia sudah kiamat datang menghancurkan segala alam semesta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun