Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Survei Nasional Tentang Kasus Bank Century di Mata Publik

25 Januari 2010   11:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:16 780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana Masyarakat melihat Kasus dana penyelamatan Bank Century  merupakan isu yang sangat menyita perhatian publik.  Hal ini terbukti dari tingkat pengetahuan publik yang sangat tertinggi terhadap kasus ini (77%).  Angka ini diatas pengetahuan masyarakat tentang Program 100 Hari Pemerintahan SBY-Boediono ( 49%), dan penahanan Bibit Waluyo-Chandra Hamzah (69%). Berita tersebut hanya kalah populer terhadap kasus pembunuhan Nasruddin Zulkarnaen (79%), yang melibatkan ketua KPK Antasari Azhar.

Aneka permasalahan  yang muncul, misalnya tentang asumsi “sistemik” atau “menular” yang menjadi dasar KSSK untuk memberi dana talangan/penyelamatan pada Bank Century. Asumsi ini dicek di masyarakat dengan beberapa pertanyaan, salah satunya dengan meminta mereka memilih di antara dua  pendapat tentang dampak kebangkrutan Bank Century, yakni apakah: 1. harus dihindari agar masyarakat  tetap percaya pada bank, atau: 2. kebangkrutan itu tidak akan membuat kepercayaan pada bank hilang. Jawaban terhadap pertanyaan itu, yang setuju pendapat pertama ada 26% dan yang setuju pendapat kedua 36%.

Dalam survei ini juga dicek persepsi masyarakat Indonesia tentang sebab kebangkrutan Bank Century, apakah karena krisis internasional atau salah kelola oleh pemilik bank. Untuk masalah ini,  lebih banyak masyarakat yang menganggap salah kelola sebagai penyebab (58%) ketimbang krisis internasional (10%).

Adapun tentang pihak yang dianggap mengambil keputusan terhadap kasus Bank Century,  mayoritas (43%) menyebut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Gubernur BI (waktu itu) Boediono dan hanya 10% yang menyebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika ditanya lebih lanjut apakah Menkeu Sri Mulyani telah bertindak benar atau salah dalam kasus ini, 43%  menyatakan Sri Mulyani salah dan 33% menyatakan benar. Untuk Gubernur BI Boediono, 46% menyatakan Boediono salah dan 30% menyatakan benar. Namun sebaliknya untuk Presiden SBY, 53% menyatakan SBY  benar dan 25%  menyatakan salah.

Salah satu aspek penting dari kasus Bank Century adalah kecurigaan bahwa dana penyelamatan Bank Century mengalir ke Presiden SBY, keluarganya, Partai Demokrat dan tim sukses pilpres 2009. Ternyata kelompok masyarakat  yang menilai SBY, keluarganya, Partai Demokrat dan timses tidak menerima persentasenya lebih banyak daripada kelompok yang berpendapat SBY, keluarganya, Partai Demokrat, dan timses menerima.

Dari temuan-temuan di atas, terlihat bahwa kasus Bank Century cenderung berakibat lebih buruk terhadap Sri Mulyani dan Boediono ketimbang SBY. Hal ini juga terlihat dari tingkat kepuasan publik dan pilihan presiden dan wapres jika pemilu dilaksanakan pada hari ini. Publik yang puas pada kerja SBY masih dominan (75%)  dibandingkan dengan yang tidak puas (23%). Bandingkan dengan yang puas pada Boediono (40%), sementara yang tidak puas (44%). Yang memilih (kembali SBY) sebagai presiden 55%, sementara yang memilih Boediono (kembali) sebagai wapres hanya 18%.

Perhatian publik dari Program 100 Hari Pemerintahaan  SBY, mayoritas publik berpendapat kasus Bank Century dapat merusak citra SBY (48% ), bandingkan dengan yang tidak (18%).  Hal ini juga tampak dari cukup besarnya masyarakat yang menilai kasus Bank Century dapat jadi alasan memakzulkan Presiden SBY (22%), meski mayoritas menilai sebaliknya (37%). Yang jelas, kasus Bank Century ini telah menjadi “lampu merah” bagi Boediono karena yang berpendapat kasus Bank Century dapat jadi alasan memakzulkan Wapres Boediono mencapai 33% . Angka ini lebih lebih tinggi daripada daripada yang berpendapat sebaliknya (26%).

Publik sangat menunggu penyelesaian kasus Bank Century  oleh Pansus Bank Century di DPR.  Tantangan untuk Pansus cukup besar karena hanya 52% persen dari publik yang yakin Pansus dapat mengungkap kasus Bank Century dibanding 37% yang tidak yakin. Adapun mengenai tugas Pansus, porsi terbesar masyarakat (37%) menghendaki fokus pada upaya mengungkap penyelewengan dana talangan untuk tujuan yang bukan semestinya. Inilah “episode pamungkas” kerja Pansus Bank Century yang masih ditunggu masyarakat.

Ini adalah hasil lembaga Survei Nasional Indo Barometer, selama periode 8-18 Januari 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun