Mohon tunggu...
RACHMAD YULIADI NASIR
RACHMAD YULIADI NASIR Mohon Tunggu... -

ARTIKEL TERBARU :\r\nwww.kompasiana.com/gelandanganpolitik\r\n\r\nPenulis Lepas, Saya Orang Biasa.\r\nBerasal dari tanah dan akan kembali lagi kedalam tanah.\r\n\r\nSalam untuk semua Penulis kompasiana, \r\nRachmad Yuliadi Nasir, \r\nINDEPENDENT, \r\n\r\nwww.facebook.com/rachmad.bacakoran,\r\nEmail:rbacakoran(at) yahoo (dot) com,\r\nwww.kompasiananews.blogspot.com,\r\nwww.facebook.com (Grup:RACHMAD YULIADI NASIR), \r\n(Grup:Gerakan Facebookers Berantas Korupsi Tangkap Dan Adili Para koruptor),\r\n(Grup:Gerakan Facebookers 1.000.000 Orang Visit Kilometer Nol Sabang Aceh)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kritik Itu Membangun untuk Perubahan (4)

31 Desember 2009   04:24 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:42 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anda pernah dengar kritikan? Anda pasti pernah di kritik. Setiap orang selalu di kritik, tidak peduli siapa saja dari presiden hingga rakyat jelata sering di kritik oleh orang lain.

Bagaimana dengan para pengamat kita, baik pengamat politik dan pengamat ekonomi, mereka di kritik karena terlalu banyak bicara tetapi tidak ada aksi, No Action Talk Only (NATO). Presiden B.J.Habibie berkata, "NATO itu bukan singkatan dari No Action Talk Only tetapi No Ampau Thanks Only, artinya setelah berbicara di seminar tidak pernah di bayar," ujar Habibie beberapa saat yang lalu di gedung BPPT.

Presiden Soeharto mundur karena di kritik tidak becus mengurus Negara akibat krisis ekonomi dan moneter "KRISMON" pada tanggal 21 Mei 1998. Presiden Abdurrachman Wahid/ Gus Dur di kritik karena bila ada apa-apa selalu seenaknya berbicara ,"Gitu saja kok repot," Gus Dur akhirnya kena batunya, pada saat di ujung tanduk kekuasaannya, beliau di kritik oleh para demonstran, "Gus Dur mundur , gitu saja kok repot." Perdana Menteri Singapura mengkritik B.J. Habibie , "kalau Habibie jadi Wakil Presiden maka ia akan di tolak pasar apalagi kalau sampai jadi Presiden, maka Indonesia akan terpecah belah."

"It's oke ...I show you, baik akan saya tunjukan pada kamu," ujar Habibie dengan nada geram.

B.J.Habibie balas mengkritik PM Singapura Lee Kuan Yew dengan sebutan untuk Negara Singapura," Red Dot In The Map, Negara kecil hanya sebuah titik merah saja di peta kok bertingkah."

Menurut Habibie lebih lanjut sat  ia menjadi Presiden dan berhasil menurunkan nilai tukar rupiah terhadap dolar dari Rp 15.000 per dolar menjadi Rp 7.000 per dolar, PM Singapura menyurati beliau, "Habibie anda sukses dan berhasil, maaf saya keliru memprediksi Anda".

Habibie juga sering di kritik bila pidato dan berbicara terlalu lama seperti pada saat Hut THC, The Habibie Center kemarin tanggal 10-11 November 2009 , beliau di kritik oleh moderator hingga dua kali, "Pak Habibie waktu habis, Habibie balik marahin moderator, ini penting (moderator terdiam), karena yang hadir sebagian besar adalah generasi muda, di tangan mereka nanti negara ini mereka pegang," ujar Habibie dengan nada tinggi

Penulis lebih senang melihat orang yang mengkritik para pejabat daripada orang itu selalu menjilat/cari muka, ABS (Asal Bapak Senang). Pimpinan/Manager suatu perusahaan berkata,"Kritiklah aku nanti kamu akan saya jitak/pecat."

Terhadap para preman, baik itu preman jalanan, preman terminal, preman pasar, preman parkiran, preman hotel, preman masjid, preman tempat hiburan, preman internet (pembobol kartu kredit, tukang sadap, hacker, pencuri password), para koruptor, orang-orang pembeking narkoba/penjudian/tempat asusila, bandar narkoba, bandar judi, pelindung penjualan minuman keras, tukang tilang di jalanan yang sembarangan, TNI/Polri yang arogan sering ribut dan berkelahi dan mabuk-mabukan, para satpan dan para satpol pp (polisi pamong praja) yang arogan dan bersikap sangat kurang ajar, bagusnya mereka di sumpahin agar mati di sambar petir saja.

SELAMAT MENGKRITIK DAN DIKRITIK

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun