Mohon tunggu...
Florentina RachelYolanda
Florentina RachelYolanda Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar | Penulis | Wattpad : atmaanila | Instagram : bibliostic, rchlyolanda

Dara yang menetapkan diri sendiri sebagai lifelong-learner.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kualitas Pilihan Menentukan Keputusan

13 Maret 2021   18:40 Diperbarui: 13 Maret 2021   18:53 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Mengapa Kita Harus Memilih?

Dari buku You Are What You Choose karya Scott De Marchi dan James T. Hamilton, dikatakan bahwa :

"Pilihan merupakan elemen terpenting dalam semua ilmu sosial, dan menjadi topik penelitian rumit yang telah dilakukan banyak pihak yang sangat brilian."

Dapat ditarik kesimpulan bahwa kekuatan pilihan sangatlah besar, karena pilihan menentukan segala yang kita lakukan di langkah selanjutnya.

Baik-Baik Atau Baik-Tidak Baik

 Yang biasa didengar :

  • "Kamu menderita sekarang (belajar keras) atau menyesal di akhir nanti karena nilainya buruk?" 
  •  "Kerja keras dan naik pangkat sekarang agar tabungan beli rumah cepat berisi atau tidak bergerak sama sekali (karena nyaman dengan posisi sekarang) dan rumah pribadi bakal tetap jadi angan-angan?"
  • "Kejar materi UTBK sekarang biar masuk kampus impian atau berleha-leha terus nggak kejaring pas seleksi nanti?"

Mari bandingkan dengan :

  • "Kamu mau belajar sendiri atau berkelompok?"
  •  "Mau konsisten menyisihkan sekian persen dari penghasilan tiap bulan atau menaikkan target pelanggan potensial dan mengajukan kenaikan jabatan ke atasan?
  •  "Mau belajar UTBK mandiri atau ikut bimbel?"

Kualitas Pilihan Menentukan Apa Yang Akan Kita Ambil

Saya jadi terpikir, kalau keputusan akan mempengaruhi langkah selanjutnya, maka opsi-opsi yang disajikan kepada kita mempengaruhi keputusan yang akan kita ambil.

Opsi-opsi seringkali mengandung unsur baik-tidak mudah dan tidak baik-mudah. Manusia mudah terlena dengan kemudahan jangka pendek. Maka, tidak mengherankan kalau kita tergoda untuk memikirkan jalan pintas dengan membuat opsi lain : baik-mudah, yang merupakan transformasi bobrok dari tidak baik-mudah. Maksudnya, pikiran telah menormalisasi hal tidak baik dengan mencari-cari sisi positif yang dipaksakan atau apa yang dapat diubah selanjutnya.

Opsi baik-mudah yang diciptakan oleh otak cerdik kita dapat mengubah :

  •  "Kamu menderita sekarang (belajar keras) atau menyesal di akhir nanti karena nilainya buruk?"

Menjadi : "Nilai buruk bisa diperbaiki di akhir nanti, karena sudah tahu jawaban yang benar." (Menciptakan stimulus ke otak agar tidak perlu repot-repot belajar karena masih ada kesempatan untuk memperbaiki di akhir nanti).

  •  "Kerja keras dan naik pangkat sekarang agar tabungan beli rumah cepat berisi atau tidak bergerak sama sekali (karena nyaman dengan posisi sekarang) dan rumah pribadi bakal tetap jadi angan-angan?"

Menjadi :  "Nggak perlu tergesa-gesa, toh bangun rumah itu butuh perencanaan matang. Saya punya rekan yang ahli di teknik sipil, yang cuma bisa saya temui di sini." (Menciptakan pemikiran bahwa perencanaan membangun rumah sendiri sambil berkonsultasi dengan rekannya sekarang akan membuat perencanaannya lebih matang. Namun, itu hanya motion, dan dia tidak mengambil action untuk benar-benar mewujudkannya).

  •  "Kejar materi UTBK sekarang biar masuk kampus impian atau leha-leha terus nggak kejaring pas seleksi nanti?"

 Menjadi : "Kejaring-nggak kejaring itu cuma masalah takdir. Kalau aku nggak masuk universitas impianku, berarti bukan di sana tempat terbaikku. Bisa jadi di kampus lain yang nggak aku duga." (Merasionalkan segala aspek positif lain untuk menampik kenyataan bahwa, kalau dulu dia lebih mengoptimalkan sistem belajarnya, sekarang dia bisa diterima di universitas impiannya).

Bandingkan dengan hanya menghapus opsi tidak baik-mudah dan menduplikat baik-tidak mudah :

  • "Kamu mau belajar sendiri atau belajar kelompok?"

Pikiran tidak akan terstimulus untuk melakukan hal-hal curang, karena opsi-opsi di atas adalah opsi yang baik semua.

  •  "Mau konsisten menyisihkan sekian persen dari penghasilan tiap bulan atau menaikkan target pelanggan potensial dan mengajukan kenaikan jabatan ke atasan?"

Mendorong otak untuk fokus pada solusi atas kedilemaan strategi membangun rumah, daripada membayangkan kalau rumah impian akan tetap jadi bunga tidur.

  •  "Mau belajar UTBK mandiri atau ikut bimbel?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun