Mohon tunggu...
Rachel Regina
Rachel Regina Mohon Tunggu... Jurnalis - Rachel Regina

SMA Kolese Loyola

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Stem Cell, Janin Gugur Lebih Baik?

26 Agustus 2019   03:38 Diperbarui: 26 Agustus 2019   03:59 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selamat pagi/siang/sore/malam, disini saya akan membahas mengenai sel punca, selamat membaca. Banyak dari kita, orang-orang awam, yang jarang mengetahui tentang stem cell. Stem cell atau sering disebut juga dengan sel punca merupakan sel yang cukup berpengaruh dalam bidang kesehatan atau medis. Stem cell atau sel punca merupakan sel yang dari awal belum mengalami pembedaan fungsi dan karena hal tersebut sel punca ini dapat dimanfaatkan agar bisa berkembang dan menjadi berbagai macam jenis sel yang memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Istilah sel punca sendiri mulai ditemukan pada abad ke-20, lebih tepatnya pada tahun 1978. Sel ini ditemukan oleh seorang Dr Gregor Pindull. Di Indonesia sendiri terdapat dua buah lembaga yang bisa mengolah sel punca yaitu Institue of Tropical Disease (ITD) yang berada di Universitas Airlangga dan satunya berada di Kalbe Farma. Telah diterapkan untuk menyembuhkan 20 jenis penyakit, tapi hanya 5 yang dapat dikembangkan secara massal.

Stem cell memiliki dua sifat penting yang tidak dimiliki sel lainnya. Yang pertama yaitu sel punca belum mengalami pembedaan fungsi, tapi sel ini dapat tetaap aktif dan membaharui diri meskipun telah tidak aktif dari jangka waktu yang panjang. Yang kedua yaitu sel punca dapat diinduksi menjadi sel-sel tertentu dangan fungsi yang berbeda-beda pula.

Dikatakan sel punca dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit dengan cara mengganti sel-sel yang sudah rusak. Penyakit yang dapat disembuhkan oleh sel punca ada berbagai macam jenis mulai dari penyakit jantung hingga penyakit-penyakit lainnya yang sama berbahayanya. Sel punca dijanjikan dapat menyembuhkan penyakit kanker, diabetes mellitus, stroke, liver, dan beberapa penyakit lain.

Ada tiga cara yang berbeda-beda untuk mentransplatasi sel punca. Yang pertama dengan transplantasi autolugus yaitu transplantasi yang menggunakan sel punca dari dirinya sendiri yang dikumpulkan sebelum pemberian kemo terapi dengan dosis tinggi. Yang kedua yaitu transplantasi alogenik yaitu transplantasi dengan menggunakan sel punca yang sesuai dan cocok dengan pasien, bisa dari keluarga atau tanpa hubungan keluarga. Yang ketiga sekaligus yang terakhir adalah transplantasi singenik yaitu dengan menggunakan sel punca milik saudara kembar identik, ini hanya bisa dilakukan beberapa orang saja.

Transplantasi sel punca juga dapat dibedakan melalui asal/sumbernya. Terdapat 3 sumber yang bisa diambil/ditransplantasi sel puncanya, yaitu dari sumsum tulang belakang, sel darah tepi, dan sel darah tali pusat.

Sel punca dapat digolongkan dalam 2 macam, berdasarkan potensi dan berdasarkan asalnya. Berdasarkan potensi sel dibedakan menjadi 4 yaitu sel punca ber-totipotensi, sel punca ber-pluripotensi, sel punca ber-multipotensi, dan sel punca ber-uni potensi.

 Sementara berdasarkan asalnya, sel dibedakan menjadi 5 yaitu sel punca embrionik, sel germinal/benih embronik, sel punca fetal, sel punca dewasa, dan sel punca kanker.

Dalam penggolongan berdasarkan potensi sel, kita sudah dapat melihat perbedaan dari namanya. Sel punca ber-totipotensi berarti sel punca yang dapat berdiferensiasi secara total menjadi semua jenis sel, biasanya dikerjakan oleh sel punca embrio (hasil  dari sel telur dan sel sperma).

Sel punca ber-pluripotensi artinya sel punca yang dapat berdiferensiasi menjadi semua jenis sel, tapi bedanya dengan sel punca ber-totipotensi adalah sel ini tidak dapat membentuk suatu organisme baru.

Sel punca ber-multipotensi berarti sel-sel yang hanya dapat berdiferensiasi menjadi beberapa jenis sel dewasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun