Mohon tunggu...
Rachel Fatma Maharani Putri
Rachel Fatma Maharani Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Sebelas Maret

Seorang mahasiswi.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Analisis Wacana Lisan pada Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Menulis Puisi di Kelas 4 Sekolah Dasar

9 Juni 2024   21:57 Diperbarui: 9 Juni 2024   22:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan berbahasa dan berpikir kreatif siswa. Di SD Muhammadiyah 13 Makam Bergola, salah satu materi yang diajarkan adalah menulis puisi untuk siswa kelas 4. Proses pembelajaran ini tidak hanya melibatkan kemampuan menulis tetapi juga aspek wacana lisan yang kaya. Dalam artikel ini, kita akan menganalisis bagaimana wacana lisan digunakan dalam pembelajaran menulis puisi di kelas 4, serta manfaat dan tantangannya.

Wacana lisan dalam konteks pembelajaran menulis puisi mencakup diskusi, tanya jawab, dan pembacaan puisi secara verbal. Proses ini membantu siswa memahami struktur dan elemen puisi seperti rima, irama, dan makna. Di SD Muhammadiyah 13 Makam Bergola, guru menggunakan wacana lisan untuk memfasilitasi pemahaman siswa tentang konsep puisi, membangun kosakata, dan menginspirasi kreativitas mereka.

Melalui diskusi dan pembacaan, siswa belajar menghargai keindahan bahasa dan makna dalam puisi. Mereka memahami bahwa puisi bukan hanya sekadar rangkaian kata-kata tetapi juga medium ekspresi perasaan dan pikiran. Keterlibatan aktif dalam wacana lisan memperkaya kosakata siswa dan meningkatkan kemampuan mereka dalam menyusun kalimat yang baik dan benar. Selain itu, pembacaan puisi membantu siswa mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum.

Namun, terdapat tantangan dalam hal tersebut, yaitu tidak semua siswa memiliki minat dan kemampuan yang sama dalam menulis dan membaca puisi. Untuk mengatasi ini, guru perlu menciptakan lingkungan yang mendukung dan inklusif, di mana setiap siswa merasa dihargai dan termotivasi untuk berpartisipasi. Pembelajaran puisi yang efektif memerlukan waktu yang cukup untuk diskusi, menulis, dan pembacaan. Guru harus pandai mengelola waktu agar setiap tahap pembelajaran dapat dilakukan dengan baik tanpa tergesa-gesa. Lalu, memberikan umpan balik yang membangun tanpa membuat siswa merasa tertekan adalah tantangan tersendiri. Guru perlu mengembangkan keterampilan dalam memberikan umpan balik yang spesifik, jujur, namun tetap mendukung.

Wacana lisan memainkan peran kunci dalam pembelajaran menulis puisi di kelas 4 SD Muhammadiyah 13 Makam Bergola. Melalui diskusi, tanya jawab, dan pembacaan puisi, siswa tidak hanya belajar tentang struktur dan elemen puisi tetapi juga mengembangkan keterampilan berbahasa, kreativitas, dan apresiasi terhadap seni sastra. Meskipun ada tantangan, dengan pendekatan yang tepat, pembelajaran puisi dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan bermanfaat bagi siswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun