Mohon tunggu...
Rachel Nathania
Rachel Nathania Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

"You've worked hard today. Get a good night's rest tonight and let's work hard again tomorrow!" -Huang Renjun

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

17 November 2020   15:06 Diperbarui: 17 November 2020   15:52 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui, saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang juga belum mereda sejak pertengahan tahun 2020 ini dan pandemi Covid-19 tak hanya berdampak pada mereka yang terinfeksi saja, tetapi pada semua masyarakat dunia. Baik dari sisi ekonomi, kehidupan sosial, kesehatan raga, dan interaksi dengan masyarakat luas. 

Indonesia sebagai salah satu negara yang juga menghadapi pandemi ini, menerapkan Pembatasan Sosial Skala Besar atau PSBB yang membuat masyarakat tidak bisa melakukan aktivitas dengan normal seperti biasanya. 

Masyarakat diharuskan melakukan aktivitas di rumah, sekolah dari rumah sampai kerja dari rumah dan ketika keluar rumah pun ada beberapa protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus Covid-19 ini.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pandemi Covid-19 ini bukan hanya mengancam kesehatan masyarakat secara fisik saja, namun juga secara mental. 

Kesehatan mental  menjadi salah satu dampak yang mengancam masyarakat selama pandemi Covid-19 berlangsung. Gangguan kesehatan mental yang dialami kebanyakan orang selama pandemi ini yaitu gangguan kecemasan, ketakutan yang berlebihan, stres bahkan hingga depresi. 

Hal ini dikarenakan beberapa orang yang harus kehilangan pekerjaannya, tidak bisa memenuhi keperluan sehari-harinya karena pendapatan yang berkurang, kesehatan yang terancam, dan situasi yang mengharuskan masyarakat membatasi kegiatannya dan berada di rumah membuat banyak orang menjadi khawatir dengan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

Peningkatan jumlah orang dengan masalah kesehatan mental setelah adanya Covid-19 ini mungkin memang tidak terlalu didata dengan jelas di Indonesia. Tapi, di beberapa negara sudah mengukur dampak Covid-19 terhadap kesehatan mental rakyatnya. Seperti Negara India melaporkan bahwa setidaknya permasalahan kesehatan mental meningkat 20% setelah adanya Covid-19 ini. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indian Psychiatry Society menunjukkan bahwa setidaknya satu dari lima orang India mengalami masalah kesehatan mental setelah adanya Covid-19.

Bagi beberapa orang yang biasanya banyak melakukan aktivitas di luar rumah ataupun bertemu dengan banyak orang, tentu situasi ini sangat merugikan. Banyak orang yang sulit untuk beradaptasi disituasi seperti ini  merasa jenuh dan bosan dan akhirnya kegiatan sehari-hari pun tidak berjalan secara maksimal. 

Beberapa kelompok yang rentan mengalami hal seperti ini di antaranya anak-anak atau remaja dan tenaga medis. Untuk anak-anak atau remaja mungkin diawal-awal mereka menikmati kondisi ini karena tidak perlu ke sekolah atau kampus, bisa “libur” sejenak di rumah. Tetapi semakin lama di rumah, mereka pasti merasa bosan karena yang biasanya mereka bisa bertemu teman, keluar rumah tanpa rasa khawatir, bisa belajar dengan lebih nyaman, kini mereka harus melakukan semua aktivitas di rumah. 

Hasil penilaian cepat oleh wahana visi Indonesia menyebutkan bahwa, 47 % Anak merasa bosan tinggal di rumah, 34 % anak merasa takut terkena penyakit termasuk virus COVID. 35 % anak merasa khawatir ketinggalan pelajaran 20 % anak merindukan teman-teman, 15%   anak merasa tidak aman, 10 % anak merasa khawatir tentang penghasilan orang tua dan kekurangan makan.

Bagi para tenaga medis selain menguras tenaga fisik mereka, mental mereka juga bisa terganggu karena kondisi ini. Rasa takut akan kesehatan mereka sudah pasti mereka rasakan, mereka setiap hari harus terjun langsung mengurus, merawat dan bertemu dengan para pasien Covid-19 dan itu berisiko besar bagi mereka tertular Covid-19 ini. 

Selain itu, ketakutan terhadap kesehatan orang-orang di sekitarnya pasti juga dirasakan. Mungkin memang mereka tidak terpapar virus Covid-19, tapi mereka bisa menjadi “pembawa” virus tersebut yang bisa menyebar ke orang lain. 

Rasa cemas dan stres juga bisa dirasakan oleh para tenaga medis dikarenakan pasien yang setiap hari bertambah, sulit bertemu keluarga dan orang-orang terdekat, bisa menyebabkan para tenaga medis semakin drop, tidak bisa melihat kemajuan yang baik dari kondisi ini, terus-terusan merasa tertekan dan bisa juga sampai merasakan depresi.

Pengaruh pandemi ini terhadap kesehatan mental pasti juga dirasakan oleh orang-orang yang terinfeksi Covid-19. Dengan adanya berita-berita dan kata-kata orang seberapa bahayanya virus ini, angka kematian yang terus bertambah, gejala-gejala yang menyiksa pastinya membuat para pasien Covid-19 ini takut akan keselamatan dirinya, dan tak sedikit juga yang menjadi putus asa dengan keadaan ini. 

Rasa khawatir terhadap keluarga dan orang terdekat mereka yang bisa saja terpapar virus Covid-19 tentu membuat para pasien semakin tertekan. Rasa cemas dan khawatir juga dirasakan oleh para keluarga pasien. Dengan data-data pasien Covid-19 yang meninggal bertambah tentu membuat para keluarga pasien takut kehilangan anggota keluarganya karena virus ini. Setelah sembuh dari Covid-19 pun, para pasien bisa merasakan trauma akibat kondisi ini.

Kondisi saat ini memang sangat penting bagi kita untuk menjaga kesehatan fisik agar tidak terpapar virus Covid-19 ini. Tapi menjaga kesehatan mental juga sangat penting, karena kalau mental kita sudah terganggu itu akan berpengaruh pada kesehatan fisik kita juga. Untuk menjaga kesehatan mental kita di saat seperti ini, kita bisa melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, atau sekedar membersihkan rumah agar kita tidak merasa jenuh dan stres dan memperbaiki mood kita. 

Kita juga bisa melakukan hal-hal yang kita sukai sebagai bagian dari refreshing, mungkin bisa dengan menonton film, memasak, membuat karya-karya dan masih banyak lagi. Menjaga komunikasi dengan keluarga dan orang terdekat juga penting di saat seperti ini, karena merekalah yang bisa membantu kita di saat kita merasakan kesulitan, mereka yang bisa menemani kita di saat-saat seperti ini. Dan yang terakhir adalah bijak dalam memilah-milah informasi. 

Jangan terlalu fokus kepada berita-berita yang membuat kita drop dan jangan terlalu sering melihat berita-berita yang ada di luar sana. Batasi diri kita dalam membaca, mendengar atau mencari tahu berita tentang perkembangan Covid-19 ini, kita harus tetap mengetahui perkembangan yang ada dan tidak menutup diri dengan berita tetapi harus dari sumber yang terpercaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun