Mohon tunggu...
Rachel Mujahaid
Rachel Mujahaid Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi - Universitas Sari Mulia

Hallo... Perkenalkan Aku Rachel Mujahid, seorang mahasiswi yang sekarang masih mengejar gelar S.Pd nya di Universitas Sari Mulia Banjarmasin dengan Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris atau kebanyakan orang bilang ELESP (English Languange Education Study Program).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Inggris Vs Bahasa Banjar: Mana yang Perlu Kita Prioritaskan dalam Pendidikan Sekarang?

2 Juni 2024   16:13 Diperbarui: 2 Juni 2024   16:59 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bahasa Inggris atau Bahasa Banjar: yang mana yang perlu kita prioritaskan dalam Pendidikan Sekarang? "

Artikel ini saya buatkan, dikarenakan adanya pemikiran Bahasa Inggris yang seharusnya bisa dipadukan dengan Kearifan lokal dalam pendidikan ataupun pengajaran dalam sekolah, yaitu belajar Bahasa Inggris dan Bahasa Banjar sebagai membangun rasa minat para peserta didik untuk belajar Bahasa daerah dan Bahasa Asing secara bersamaan di era globalisasi.

Pendidikan adalah fondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, khususnya di Kalimantan Selatan, terdapat perdebatan yang cukup sengit mengenai bahasa apa yang seharusnya menjadi prioritas dalam sistem pendidikan: Bahasa Inggris atau Bahasa Banjar. Perdebatan ini mencerminkan dilema antara kebutuhan akan globalisasi dan pentingnya melestarikan budaya lokal.

Bahasa Banjar merupakan bahasa daerah Kalimantan Selatan. Banyak pemerhati bahasa di Kalimantan Selatan mengatakan bahwa Bahasa Banjar mulai mengalami pergeseran bahasa. Pergeseran tersebut terjadi  karena adanya hegomoni bahasa lain seperti Bahasa Indonesia dan bahkan bahasa asing.

Bahasa Inggris merupakan bahasa ibu di Negara Amerika Serikat, Inggris, Britania raya, Irlandia, Australia, Africa Selatan, New Zealand dan Negara persemakmuran Inggris seperti Singapura dan Malaysia. Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang dituturkan pertama kali di Negara Inggris pada abad pertengahan awal. Bahasa in juga sudah menjadi bahasa resmi di hamper 60 negara di seluruh dunia.

Menurut buku Kamus Banjar -- Indonesia oleh Abdul Djebar Hapip, bahasa Banjar memiliki variasi-variasi dalam pengucapan ataupun perbedaan kosakata satu kelompok dengan kelompok suku Banjar lainnya mengingat sudah tersebar luas. Pemakaian BB dalam percakapan dan pergaulan sehari-hari di Kalimantan Selatan dan sekitarnya saat ini memang masih dominan dibandingkan dengan bahasa Indonesia. Bahkan masih banyak suku di Kalimantan Selatan dan sekitarnya berusaha menguasai BB. Namun dalam perkembangannya, BB yang digunakan bukanlah BB yang murni lagi tetapi ditengarai mengalami kontaminasi dari intervensi Bahasa Indonesia dan bahasa asing (Hasmianti, dkk. (2023).

  • Pentingnya pembelajaran Bahasa Inggris dalam Pendidikan

Bahasa Inggris, sebagai bahasa internasional, dan alat komunikasi memiliki peran penting dalam era globalisasi saat ini. Menguasai bahasa Inggris membuka banyak peluang, baik di bidang pendidikan maupun karir dikarenakan pada zaman sekarang sangat sekali membuat para anak remaja harus belajar Bahasa Asing.

  • Pentingnya pembelajaran Bahasa Banjar dalam Pendidikan

Di sisi lain, Bahasa Banjar adalah bahasa ibu bagi banyak penduduk Kalimantan Selatan. Mempertahankan dan mengajarkan bahasa ini di sekolah-sekolah juga memiliki nilai yang tak kalah penting. Seperti Identitas budaya yang sebagai identitas masyarakat Kalimantan Selatan, dengan ini pula membantu mempertahankan dan melestarikan tradisi, sejarah, dan kearifan lokal.

Prioritas dalam pendidikan bahasa tidak harus menjadi pilihan yang eksklusif antara Bahasa Inggris dan Bahasa Banjar. Kedua bahasa memiliki peran penting yang saling melengkapi. Bahasa Inggris membuka pintu menuju dunia global, sementara Bahasa Banjar menjaga akar budaya dan identitas lokal tetap kuat. Dengan implementasi Kurikulum Merdeka yang fleksibel dan program revitalisasi bahasa, kita dapat mengakomodasi kebutuhan akan globalisasi sekaligus menjaga keberlanjutan budaya lokal. Dengan demikian, generasi mendatang dapat tumbuh menjadi individu yang kompeten secara global namun tetap berakar kuat pada budaya lokal mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun