Mohon tunggu...
Rachel Karinka
Rachel Karinka Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan dan Mahasiswi

Rachel - Mahasiswa Prodi Magister Akuntansi Unika Widya Mandala Surabaya - #BeAnEthicalPeople

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Professionalism VS Commercialism: The Auditor's Dilemma

26 Desember 2023   09:46 Diperbarui: 27 Desember 2023   09:47 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hi, Ethical People!

Kamu tau gak sih kalau dimana-mana pekerjaan itu pasti membutuhkan yang namanya etika karena etika itu sangat penting dalam menjaga integritas kita dalam bekerja dan etika ini sangat erat kaitannya sama profesionalisme. Nah, apa sih profesionalisme itu?

Kalau aku kutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), profesionalisme berkaitan dengan mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri dari suatu profesi atau yang profesional. Jadi secara sederhana boleh dibilang profesionalisme itu bukan sekedar kode etik, tetapi sebuah komitmen untuk menjaga kejujuran dan integritas.

Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah kenapa sih profesionalisme itu penting? dan gimana caranya untuk menjaga profesionalisme tanpa terpengaruh apapun termasuk tekanan komersial?

Sebelum aku menjawab pertanyaan utama tesebut, kontenku kali ini akan fokus pada profesionalisme di profesi akuntansi yaitu auditor eksternal, kenapa? Karena akuntansi sendiri berfungsi untuk memberikan gambaran informasi yang relevan kepada seluruh stakeholder perusahaan terutama pihak eksternal. Untuk itu di kesempatan kali ini aku akan bahas terkait pentingnya peranan auditor bagi sebuah bisnis.

Ethical People,

Apa sih pendapat kalian tentang profesi auditor? Kalau menurutku, profesi auditor tuh kayak detektif tapi di dunia bisnis, job-nya itu mengorek-ngorek laporan keuangan perusahaan biar memberikan hasil yang transparan dan jujur. Tapi, tahu nggak sih, di balik kerennya job mereka, ada tantangan besar yang mereka hadapi yaitu gimana caranya tetap adil dan objektif, padahal mereka dibayar oleh klien yang mereka periksa? Kedengaran agak tricky, ya?

Nah, di era sekarang ini, masyarakat cenderung memiliki “trust issue” akibat banyaknya perilaku menyimpang dalam bisnis. Untuk itu, tuntutan untuk mewujudkan bisnis yang “beretika” harus menjadi fokus utama. Untuk menjawab pertanyaan tentang pentingnya profesionalisme, seorang auditor harus punya etika kuat, tidak bisa 'dibeli'. Mereka juga harus tegas, berdiri di atas prinsip kode etik akuntan publik, dan nggak boleh miring cuma gara-gara audit fee.

Aku mau kutip sedikit pendapat dari seorang ahli. Menurut Castellani (2008), kepercayaan yang sangat besar para pengguna laporan pada hasil audit, menuntut auditor untuk lebih memperhatikan kualitas auditnya. Gampangannya, kualitas audit adalah harapan bagi pengguna laporan keuangan karena dari laporan keuangan audit itu, ada berbagai macam pertimbangan dan keputusan yang harus diambil. Seperti yang kita ketahui, auditor tidak hanya bertanggung jawab kepada kliennya aja, tapi juga kepada para pemangku kepentingan termasuk masyarakat. Dengan begitu, maka kemampuan auditor untuk berdiri teguh pada prinsip dan etika profesi menjadi sangat penting.

Profesi auditor harus menjadi garda terdepan dalam memastikan bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya telah sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku sehingga masyarakat dan pengguna laporan keuangan dapat menggunakan informasi dalam laporan keuangan secara tepat. Sebagaimana diatur dalam Kode Etik Profesi Akuntan Publik, yang membedakan antara profesi akuntansi dan profesi lainnya ialah adanya kesediaan untuk menerima tanggung jawab untuk bertindak bagi kepentingan publik. Maka auditor dituntut untuk bisa meminimalkan konflik kepentingan dan selalu mempriotaskan kepentingan publik sehingga seharusnya nih mereka gak boleh membiarkan komersialisme menggoyahkan tekadnya dalam memberikan laporan yang akurat.

Namun, mari kita akui realitanya. Auditor adalah profesi yang dipekerjakan oleh KAP dan memperoleh penghasilan dari layanan audit yang mereka berikan kepada kliennya. Sekali lagi, bahwa auditor dibayar oleh klien atas layanan audit yang mereka berikan. Oleh karena itu, kembali ke pertanyaan utama, sejauh mana auditor dapat mempertahankan profesionalisme mereka tanpa membiarkan komersialisme menghambat mereka?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun