Mohon tunggu...
Rachelia Hayu Andini
Rachelia Hayu Andini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro

Haloo teman-teman semua, nice to meet you

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa Undip Terjun Langsung di Masyarakat Untuk Edukasi Warga.

7 Agustus 2021   09:35 Diperbarui: 7 Agustus 2021   09:36 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semarang (7/8/2021) - Berdasarkan Kepres No 12/2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam bahwa Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) sudah ditetapkan sebagai bencana berskala nasional yang mengancam kehidupan manusia.  Sejak Senin, 2 Maret 2020, Indonesia masuk ke salah satu negara yang terjangkit virus corona. Presiden Joko Widodo mengumumkan virus corona Wuhan menjangkiti dua warga Indonesia, tepatnya di kota Depok, Jawa Barat. Hingga Jumat (6/8) ada tambahan 39.532 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 3.607.863 kasus positif Corona terhitung dari Maret 2020.

Tren kenaikan angka kasus virus Corona di Indonesia membuat sejumlah rumah sakit kewalahan tangani lonjakan pasien Covid-19 yang membutuh perawatan dan membuat sejumlah rumah sakit terpaksa merawat pasien di lorong rumah sakit dan membangun tenda darurat di parkiran rumah sakit untuk menampung pasien. Bahkan karena terbatasnya kapasitas perawatan, beberapa Rumah Sakit sampai harus menolak pasien sehingga beberapa pasien tidak dapat tertolong.

Kondisi tersebut memaksa banyak pasien Covid-19 untuk melakukan isolasi mandiri di rumah, namun kadang ada kondisi dimana pasien isolasi mandiri tersebut tidak dapat melakukan aktivitas biasa karena tinggal sendirian atau karena memang kondisinya yang lemah sehingga membutuhkan bantuan orang terdekat mereka yaitu tetangga.Menurut PMI, saat membantu pasien, penolong wajib dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri. Karena kurangnya pengetahuan warga, banyak warga yang takut untuk menolong sehingga banyak pasien Covid-19 yang kondisinya memburuk dan akhirnya meninggal.

Dengan latar belakang tersebut, pada Rabu (28/7) mahasiswa KKN Universitas Diponegoro melaksanakan programnya yang berkaitan dengan tema KKN tahun ini yaitu Pencegahan dan Penanggulangan covid-19. Program tersebut yaitu berbentuk sosialisasi kepada warga RW 07 Keluraha Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang mengenai "Cara Isolasi Mandiri dan Merawat Pasien Yang Terpapar Covid-19" dalam bentuk pembagian poster. Untuk mengurangi banyaknya tempelan di wilayah RW 07 maka media yang dipilih yaitu poster disebarkan melalu Grup WhatsApp yang beranggotakan warga RW 07 Kelurahan Ngesrep. Meskipun telah disebarkan melalui WAG, mahasiswa KKN Undip tetap menempelkan poster sosialisasi tersebut dibeberapa lokasi di wilayah RW 07 agar dapat dilihat dan dibaca oleh masyarakat yang berlalu lalang.

Membagikan Poster Melalui WhatsApp Group
Membagikan Poster Melalui WhatsApp Group

Menempel Poster di Beberapa Tempat di Wilayah RW 07 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang 
Menempel Poster di Beberapa Tempat di Wilayah RW 07 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang 

Selain program yang berkaitan dengan Covid-19, tema yang diangkat pada KKN kali ini yaitu "Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)". Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan suatu rencana aksi global yang disepakati oleh para pemimpin dunia, termasuk Indonesia, guna mengakhiri kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan melindungi lingkungan. SDGs berisi 17 Tujuan dan 169 Target yang diharapkan dapat dicapai pada tahun 2030. 

1280px-sustainable-development-goals-svg-610ded306e7f0142701c1062.png
1280px-sustainable-development-goals-svg-610ded306e7f0142701c1062.png
Untuk menjawab tema tersebut, salah satu program yang dilaksanakan mahasiswa Undip yaitu  Sosialisasi dan Edukasi mengenai cara mengelola keuangan dan melakukan pencatatan keuangan bagi UMKM. Program tersebut dilatar belakangi oleh banyaknya pelaku UMKM yang kesulitan untuk mengelola dan melakukan pencatatan arus keuangan mereka sehingga tak sedikit UMKM yang mengalami kebangkrutan. Padahal, dimasa sekarang, dengan memanfaatkan teknologi ponsel, pencatatan keuangan dapat dilakukan dengan mudah. Maka dari itu Program ini diharapkan dapat membantu pelaku UMKM untuk melakukan pengelolaan dan pencatatan arus keuangan mereka dengan mudah dan sederhana menggunakan ponsel mereka sehingga UMKM dapat mengembangkan usahanya.

Teknisnya adalah mahasiswa membuat sebuah video yang berisi penjelasan singkat mengenai manajemen keuangan dan tutorial melakukan pencatatan keuangan dengan bantuan aplikasi Buku Kas yang dapat diunduh diponsel. Setelah video diupload ke Youtube, link dari video tersebut disebarkan melalui Group Whatsapp yang beranggotakan pengurus PKK RW 7 Kelurahan Ngesrep untuk kemudian disebarkan kembali ke grup beranggotakan pelaku UMKM di RW 7 Kelurahan Ngesrep, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang.

Membagikan Link Edukasi 
Membagikan Link Edukasi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun