Jawa Timur merupakan provinsi dengan keberagaman budayanya yang kaya, saat ini tengah mengalami kebangkitan minat pada batik tradisional. Salah satu pelopor yang menonjol adalah Batik Blimbing Malang, sebuah kelompok perajin yang berdedikasi guna mempromosikan dan melestarikan seni batik Indonesia hingga mancanegara. Kegiatan terbaru mereka yaitu berkolaborasi dengan PKM Departemen Akuntansi Kelompok 12 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya dengan membuat pelatihan, "How To Be Success In Batik" yang menyoroti tantangan dan keberhasilan para perajin batik ini pada Desa Selorejo, Kabupaten Blitar.
canting elektrik, para UMKM Desa Selorejo, Kabupaten Blitar diberi pembekalan tentang bagaimana cara memakai hingga merawat canting elektrik tersebut.
Tim Pengabdian Masyarakat Departemen Akuntansi Kelompok 12 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB) yang dipimpin oleh Abdul Ghofar SE., M.Si., DBA., Ak. dan Drs. Muhammad Jusuf Wibisana, M.Ec., Ak. memberikan pelatihan dan pendampingan yang dilakukan dalam beberapa kegiatan diantaranya inovasi pengembangan produk, sosialisasi, dan praktik secara langsung. Dalam hal manajerial terutama pengembangan produk berupaBatik Blimbing Malang dibentuk pada tahun 2009, memulai perjalanannya dengan tujuan sederhana yaitu ingin menciptakan batik yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau. Dengan memahami pentingnya kerja sama, dedikasi Batik Blimbing Malang membuahkan hasil ketika mereka berhasil mendapatkan dukungan pemerintah untuk melakukan studi banding ke berbagai lokasi untuk mempelajari batik. Karena hal tersebut, Batik Blimbing Malang ingin mengembangkan seni batik agar dikenal oleh khalayak umum dengan pembuatan batik yang mudah dan efisien. Batik Blimbing Malang membuat inovasi produk berupa canting elektrik.
Pelatihan ini memberikan wawasan tentang dunia pembuatan batik yang berguna bagi UMKM Desa Selorejo, Kabupaten Blitar yang menjadi peserta dalam pelatihan ini. Peserta mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang berbagai jenis batik, termasuk batik tulis, batik cap, dan batik ciptra. Pentingnya menggabungkan motif lokal dan keunikan produk juga ditekankan dalam pelatihan tersebut. Dalam membangun usaha yang sukses diperlukan tips tentang manajemen bisnis, riset pasar, dan membangun tim dengan baik. Pentingnya menetapkan tujuan yang jelas, menciptakan identitas merek yang kuat, dan memupuk lingkungan kerja yang mendukung.
Dalam pelatihan ini, anggota dari Batik Blimbing yang terampil juga mendemonstrasikan proses pembuatan batik yang rumit, mulai dari persiapan kain hingga pewarnaan dan pencelupan hingga menjadi batik yang berkualitas tinggi. Batik Blimbing juga memberikan tips praktis tentang perawatan innovation product yang mereka buat yaitu canting elektrik dengan perlahan menaikkan suhu pada canting elektrik dan cara mencapai warna yang diinginkan untuk kain batik dengan penggunaan naptol dan air garam. Salah satu aspek paling menginspirasi dalam pelatihan ini adalah komitmen para UMKM Desa Selorejo, Kab. Blitar dalam melestarikan tradisi pembuatan batik mereka.Â
"Terus melestarikan budaya batik untuk generasi muda agar anak cucu kita mengenalnya" tutur pemimpin Batik Blimbing Malang, Drs. Wiwik Niarti.
Batik Blimbing Malang menjadi contoh yang inspiratif tentang bagaimana sebuah komunitas dapat bersatu untuk menghidupkan kembali kerajinan tradisional. Melalui kerja keras, dedikasi, dan semangat bersama terhadap batik, para perajin ini tidak hanya meraih kesuksesan tetapi juga menginspirasi orang lain untuk merangkul seni yang indah ini. Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan kelompok ini, masa depan batik di Jawa Timur tampak cerah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H