Mohon tunggu...
Rachel Graciella Putri Santoso
Rachel Graciella Putri Santoso Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobi saya editing, menulis karangan, membaca, melukis, menggambar, baking, bermain game, public speaking, dan fotografi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Indonesia Darurat "Gula"

30 November 2024   21:43 Diperbarui: 30 November 2024   23:03 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sekilas judul di atas menimbulkan pertanyaan apakah Indonesia dalam kondisi krisis "gula"?. Krisis di sini bukan tentang stock pangan yaitu gula  tetapi semakin mirisnya kejadian akhir-akhir ini bahwa penderita diabetes sekarang tidak hanya menyerang orang dewasa tetapi anak-anak usia sekolah 10-14 tahun. Seorang anak umur 7 tahun, saat pagi sarapan dengan nasi disertai jus buah plus gula, siang jajan di kantin sekolah minum teh kemasan dengan gula tinggi karena cuaca panas  dan semangkok mie ayam kemudian malam hari makan nasi goreng dan minum jus buah plus gula lagi. Dari sini kita bisa mengetahui dengan jelas bahwa anak ini mengkonsumsi gula berlebih yang didapat dari nasi, jus buah 2x, teh kemasan, mie ayam yang dikonsumsi dalam 1 hari. Baru-baru ini kami mewawancarai seorang ibu yang anaknya divonis menderita diabetes padahal baru berusia 13 tahun dan akan menginjak ke jenjang SMP tahun depan, anak ini di rumah pola makannya diatur oleh orang tua karena kebetulan anak ini mempunyai berat badan berlebih juga, juga ada olahraga walau sekedar gerak badan naik turun tangga. Tetapi makanan kemasan dan minuman kemasan di kantin sekolah yang sering  dikonsumsi oleh si anak setiap hari, menjadi penyumbang gula terbesar di dalam tubuh si anak. Akibatnya si anak terus menerus mengalami kondisi konsumsi gula berlebih, sehingga keadaan inilah yang kemudian memicu terjadinya diabetes tadi. Sungguh sangat disayangkan dalam usia yang masih muda sudah menderita diabetes.

Ikatan Dokter Anak Indonesia [IDAI] merilis data bahwa prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun -tahun sebelumnya. Peningkatan  ini adalah masalah serius yang perlu kita perhatikan, bagaimana nasib generasi penerus bangsa nantinya jika kondisi ini terus berlanjut dan meningkat, dan ke depannya  jelas akan mempengaruhi kualitas hidup generasi penerus kita nantinya.

Banyak orang tua  dan anak yang kurang memahami, berapa seharusnya konsumsi gula dalam satu hari bagi seorang anak?.

Berikut rekomendasi asupan gula harian oleh ESPGHAN [Eurpean Society for Paediatric Gastroentology, Hepatology and Nutrition] :

  • Usia 2-4 tahun maksimal 15-16 gram gula
  • Usia 4-7 tahun maksimal 18-20 gram gula
  • Usia 7-10 tahun maksimal 22-23 gram gula
  • Usia 10-13 tahun maksimal 24-27 gram gula
  • Usia 13-15 tahun maksimal 27-32 gram gula
  • Usia 15-19 tahun maksimal 28-37 gram gula

Dari rekomendasi asupan gula harian di atas penting untuk kita mulai memperhatikan asupan gula anak-anak kita baik di rumah, sekolah, atau di tempat-tempat makan saat anak-anak berada di luar rumah. EPSPGHAN merekomendasikan maksimal asupan gula harian sebaiknya kurang dari 5% asupan energi harian berdasarkan usia [4 gram gula setara dengan satu sendok teh]. Dan dari WHO [Organisasi Kesehatan Dunia} menyampaikan batas konsumsi gula harian maksismal yang disaranakan adalah 10 persen dari kebutuhan kalori harian.

Pola makan yang tinggi karbohidrat, makanan dan minuman kemasan yang dijual bebas di supermaket, warung,kantin sekolah dan yang tinggi kandungan gula ikut menyumbang terjadinya konsumsi gula berlebih pada anak. Dan juga kafe-kafe yang menjual makanan dan minuman beraneka macam yang menarik untuk dikonsumsi bagi anak-anak yang punya kecenderungan sering nongkrong di kafe. Kerja kelompok di kafe, sekarang menjadi tren bagi anak muda dan kalangan pelajar karena kafe menyediakan tempat yang mendukung untuk kerja kelompok ataupun kerja tugas pribadi, sehingga menjadi pilihan bagi anak -anak untuk setidaknya membeli produk minuman dan makanan dari kafe tersebut. Biasanya di kafe sering ada istilah less sugar, low sugar, dan zero sugar.

Lantas apa perbedaan less sugar, low sugar, dan zero sugar?

Menurut Lampiran 1 Peraturan BPOM Nomor 1 Tahun 2022:

1.Less sugar : untuk setiap 100gram,kandungan gula 25% lebih sedikit dibandingkan produk lainnya yang serupa

2.Low sugar : kandungan gulanya maksimal 5 gram untuk setiap 100 gram produk padat atau 2,5 gram untuk setiap produk cair

3.Zero sugar : kandungan gulanya kurang dari 0,5 gram per 100 gram atau mililiter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun