Mohon tunggu...
Rachel Fitria
Rachel Fitria Mohon Tunggu... Freelancer - Research Leader

Mengamini Quote nya Mahatma Gandhi "Satisfaction lies in the effort, not in the attainment, full effort is full victory". Selalu jatuh cinta dengan dunia Biologi dan travelling. Memimpikan 'bermain' dengan anak-anak di pelosok negeri. rachelfithree.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Catatan Seorang Pengajar Muda di Pulau Terdepan NKRI (9)

7 Agustus 2017   01:35 Diperbarui: 7 Agustus 2017   01:43 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Ingatan Hari Kebangkitan Nasional yang Tengah Memudar"

Saat itu tanggal 19 Mei 2016 pukul 10.25, saya menghubungi Komandan TNI Angkatan Laut Ranai, Natuna untuk memohon ijin mengunjungi kapal perang bersama siswa SD. Eh, beliau dengan tangan terbuka menyambut dan berjanji mengecek jadwal, kapan kapal perang akan berlabuh sehingga siswa dapat masuk dan melihat-lihat langsung "isi" kapal perang. Nah diakhir percakapan via telpon itu, pak Danlanal mengajak saya hadir untuk melaksanakan upacara keesokan harinya tanggal 20 Mei 2016 dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Ah ya, di desa tidak terbiasa dengan momen Harkitnas, jadi tidak ada rencana apapun untuk memperingatinya termasuk upacara sekalipun.

Namun saya pikir sudah saatnya sekarang kita memperingatinya di desa (apalagi ini daerah terluar NKRI). Saya tidak ingin "budaya tidak terbiasa" ini terus berlanjut. Apalagi anak-anak juga ikut-ikutan jadi "korban" karena kealpaan kita. Saya segera berkoordinasi dengan kepala sekolah agar warga sekolah turut hadir mengikuti upacara bersama TNI AL di desa sebelah. Saya langsung meminta siswa menggunakan seragam putih merah beserta atributnya untuk upacara keesokan harinya.

20 Mei 2016 pukul 05.00 pagi, saya menghubungi pak Danlanal meminta bantuan transportasi siswa ke desa sebelah dan dengan sigap beliau membantu kami dengan mengirimkan truk untuk "mengangkut" para siswa. Pukul 06.30 pagi saya tiba di sekolah dan duduk bersama anak-anak sembari menunggu dijemput karena upacara akan dilaksanakan pukul 08.00 pagi. Anak-anak pun bertanya pada saya, "Bu, kita hari ini upacara untuk memperingati hari apa bu?". Saya langsung menjelaskan bahwa hari ini kita akan melaksanakan upacara untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-108, saya juga sedikit menceritakan tentang Boedi Oetomo. Saya memperhatikan kening mereka berkerut-kerut, lalu mereka bertanya lagi, "kenapa baru kali ini ada upacara bu, biasanya tidak pernah". Kemudian saya katakan pada mereka, "Nah mulai sekarang kita akan memperingatinya, bila tahun depan para guru atau orang tua kalian lupa lagi, ingatkan mereka ya, ingat bahwa setiap tanggal 20 Mei kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional dan ajak mereka upacara".

Pukul 07.15 pagi, saya mendapat sms dari pak Danlanal bahwa truk sudah bergerak dari desa sebelah menuju sekolah untuk menjemput siswa. Saya langsung menyiapkan anak-anak dan memberi briefingsingkat serta menghitung jumlah siswa per kelas yang ikut dan mengingatnya baik-baik sebagai prosedur wajib saya agar dapat mengontrol mereka di lapangan. Truk pun tiba dan kami segera bergegas naik ke truk.

harkitnas-1-1-5987549188575a28956ce8a2.jpg
harkitnas-1-1-5987549188575a28956ce8a2.jpg
Pukul 07.45 pagi, kami tiba di lapangan kecamatan disambut pak Danlanal dan bu Camat. Oh, banyak belum tiba beralasan karena undangan upacara bersifat dadakan, inilah realita di Pulau terdepan Indonesia, yang memudarkan ingatannya tentang Harkitnas. Sembari menunggu undangan yang belum tiba, pak Danlanal berinteraksi dengan para siswa, menanyakan apa cita-cita mereka. Ada yang ingin menjadi dokter, lalu pak Danlanal menyampaikan, "bila kalian ingin menjadi dokter, cobalah menjadi dokter spesialis jantung, itu dokter termahal!". Lalu ada pula siswa yang berkata ingin menjadi TNI AL, yang disambut "seruan" pak Danlanal karena akan dapat penerus baru di kesatuannya haha.... Dan pak Danlanal pun meminta saya mengajak siswa untuk berkunjung ke pangkalan TNI AL Ranai (yang di kemudian hari anak-anak menagih janji ajakan pak Danlanal ke saya).

harkitnas-1-2-598754b788575a235a099d62.jpg
harkitnas-1-2-598754b788575a235a099d62.jpg
Pukul 08.30 pagi, upacara akhirnya dilangsungkan, molor 30 menit dari jadwal semula. Dalam amanatnya, pak Danlanal sebagai inspektur upacara menyampaikan bahwa daerah kami yang merupakan daerah ketahanan pangan harus lebih semangat bekerja agar Natuna bisa mandiri, tidak bergantung pada pasokan dari luar. Upacara pun selesai dan saya mengecek semua siswa saya. Tadi saya menitipkan seluruh siswa saya ke tim kesehatan dan korps tentara untuk menajga mereka selama berbaris mengikuti upacara karena saya ikut masuk pasukan pleton 2 upacara. Setelah lengkap dan memastikan mereka mendapat minum, saya mengajak mereka beristirahat sejenak, sembari saya ngobrol dengan bapak-bapak tentara. Kemudian kami bersiap kembali ke sekolah, diantar dengan truk TNI AL.

Sesampainya di sekolah, saya mengajak anak-anak berkumpul dan menanyakan kesan mereka upacara bersama TNI AL. Respon mereka? "Bu, lebih seru upacara tadi bu daripada upacara kita di sekolah bu, seru bu melihat pak tentara tadi baris, rapi bu, jalannya tu langkahnya sama bu, trus tentaranya baik bu". Ahahaha... yah pesona para tentara menghipnotis mereka ternyata. Lalu saya balik bertanya pada mereka, "Nah, kalau kita berbaris rapi dan berjalan rapi seperti bapak tentara bisa tidak?". Jawaban mereka? "Ah bu, susah bu... tapi ayo kita latihan saja bu". Nah begitu dong, kalau kita latihan rutin pasti kita bisa berbaris dan berjalan rapi seperti bapak tentara tadi.

Semoga hari ini, 20 Mei 2016, menjadi satu langkah awal di tempat ini untuk "menolak lupa" momen Hari Kebangkitan Nasional. Sekaligus bangkit dan membangun dalam dunia pendidikan untuk menjadi lebih baik. Mari terus bekerja, bekerja, dan bekerja, ikut turun tangan, karena mengeluh saja tak pernah cukup.

harkitnas-1-4-598754cf63a8e6679930a0e2.jpg
harkitnas-1-4-598754cf63a8e6679930a0e2.jpg
Desa Gunung Putri, 20 Mei 2016

Rachel Fitria

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun