Kanada merupakan salah satu negara yang mempunyai kekuatan diplomasi menengah di dunia hubungan internasional. Kekuatan Diplomasi Menengah merupakan negara-negara yang memiliki pengaruh signifikan dalam politik internasional, meskipun tidak sekuat negara-negara besar.Â
Kanada dikenal dengan pendekatan diplomatiknya yang progresif dan komitmennya terhadap multilateralisme salah satunya dengan terbentuknya Global Affairs Canada sebagai salah satu instrumen Kanada dalam diplomasi ini. Global Affairs Canada yang sebelumnya dikenal sebagai Departemen Luar Negeri, Perdagangan dan Pembangunan (Department of Foreign Affairs, Trade and Development), adalah lembaga pemerintah Kanada yang bertanggung jawab atas kebijakan luar negeri, perdagangan internasional, dan pembangunan internasional.Â
Peran dari Global Affairs Canada juga mempunyai banyak fokus seperti pendukung dalam kegiatan multilateral, pembangunan dan kemanusiaan, misi perdamaian, diplomasi ekonomi, menyuarakan Hak Asasi Manusia, serta vokal dalam isu lingkungan. Melalui hal - hal tersebut Global Affairs Canada mempunyai peran yang cukup signifikan dalam membantu peran diplomatik Kanada sebagai negara kekuatan menengah.Â
Salah satu contoh peran tersebut dalam bidang ekonomi adalah saat Indonesia dan Kanada melakukan Kesepakatan ICA - CEPA yang sedang berlangsung. ICA - CEPA merupakan Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement dimana dalam perundingan ini membahas tentang memperkuat hubungan ekonomi, perdagangan, dan investasi antara kedua negara.Â
Perundingan pertama telah dilakukan di Bandung, Jawa Barat, dengan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono sebagai Ketua Negosiator Indonesia. Sementara pada delegasi Kanada yang menjadi ketua negosiator adalah Arun Alexander yang merupakan Associate Assistant Deputy Minister, Trade Policy and Negotiations for Global Affairs.Â
Djatmiko mengatakan kerjasama ini merupakan sebuah wujud komitmen antara Indonesia dan Kanada dalam meningkatkan peluang perdagangan dan investasi bagi pelaku usaha di kedua negara. Diskusi pertama ini juga kedua negara lebih berfokus untuk saling bertukar pandangan terkait kebijakan nasional dan memahami posisi sesuai dengan isu runding yang ada.Â
Indonesia sebelum ini hanya mempunyai perjanjian perundingan dengan satu negara di Benua Amerika yaitu dengan negara Chili. Dengan adanya kerjasama ini bisa membuka peluang lebih besar lagi bagi Indonesia untuk memasukan produk Indonesia ke pasar Amerika terkhususnya Amerika Utara.Â
Perundingan ini mencakup pada pembahasan membagi 17 kelompok kerja untuk isu - isu yang ingin dikerjakan dan tiga expert discussion yang terdiri dari perdagangan inklusif, tenaga kerja, dan lingkungan. Sampai sekarang diskusi sudah mencapai putaran ketujuh di bulan Maret 2024.Â
Banyak keuntungan yang didapatkan dari perundingan ini seperti memperkuat hubungan bilateral antara kedua negara di bidang ekonomi dan bisa saling membuka pasar baru di masing - masing negara. Seperti yang diketahui Kanada merupakan tujuan ekspor ke 30 oleh Indonesia dan tujuan impor ke 15 dari Indonesia.Â
Selain dalam lingkup negara, kerjasama ini juga mempunyai keuntungan pagi pengusaha UMKM yang ada di Indonesia. Melalui proyek NSLIC/NSELRED, Kanada telah membantu sekitar 5.278 usaha mikro dan kecil di Indonesia, termasuk kelompok tani dan koperasi, yang telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi 71.376 orang.Â
Hal ini sangat menguntungkan bagi Indonesia dimana UMKM merupakan salah satu aktor yang sangat berpengaruh dalam kemajuan perekonomian Indonesia. Sebanyak 97 persen karyawan Indonesia bekerja di sektor UMKM dan berkontribusi dalam 61 persen GDP Indonesia.Â