Mohon tunggu...
Rachel Amalia
Rachel Amalia Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWA UIN K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

Hobi saya adalah bermain alat musik, karena saya suka di bidang kesenian dan budaya. Selain di bidang seni saya juga suka dengan dunia pendidikan dan psikologi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tradisi Pengantin Giling di Pabrik Gula Sragi, Pekalongan

17 Mei 2023   08:38 Diperbarui: 17 Mei 2023   08:43 621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sragi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Salah satu tradisi yang ada di kecamatan Sragi yaitu terletak di pabrik gula Sragi. Pabrik gula sragi merupakan warisan peninggalan sejarah zaman Belanda yang berdiri sejak tahun 1928 dan masih beroperasi hingga sekarang. Masa produksi gula di pabrik tersebut berkisar 3-5 bulan per tahunnya, dan biasanya pabrik gula Sragi ini memulai masa produksi pada bulan Mei dan berakhir pada bulan Agustus atau Oktober.

Tradisi yang dimaksud yaitu tradisi pengantin giling. Pengantin giling adalah sepasang boneka pengantin yang terbuat dari tepung beras dan menyerupai manusia. Tradisi ini dilaksanakan di pabrik gula Sragi ketika akan melaksanakan panen dan giling tebu. Hal tersebut bertujuan untuk memberi tahu kepada masyarakat kecamatan Sragi bahwa pabrik gula Sragi sudah mulai panen tebu. Selain itu tradisi tersebut juga dilaksanakan untuk pengharapan atau persembahan agar proses produksi gula dapat berjalan dengan lancar dan sukses. Ritual kirab pengantin giling ini merupakan sesuatu yang unik, dan juga warisan budaya turun temurun yang dilestarikan sebagai tanda syukur atas hasil bumi yang diberikan oleh Allah swt.

Tradisi pengantin giling ini juga biasa disebut dengan upacara tradisional yang bersifat kepercayaan yang dianggap sakral dan suci. Karena tradisi pengantin giling dipercaya oleh masyarakat sekitar dapat menghindarkan dari gangguan roh-roh jahat. Kepercayaan mengenai hal ini telah berkembang sejak lama, yakni sejak zaman prasejarah yang dinilai sangat khas dan unik hingga sekarang. Kirab tersebut dilaksanakan oleh masyarakat setiap satu tahun sekali.

Prosesi acara kirab pengantin giling tersebut meliputi karnaval yang diikuti dengan pemetikan tebu sampai penggilingan pengantin tersebut. Didalam tradisi ini memerlukan benda-benda yang harus disiapkan, antara lain satu paket ancak yang terdiri dari bubur cadil, bubur polos, bubur mojopahit, pecak welut, pecak udang, urab jantung, ayang panggang, tujuh golong kecil, kopi pahit, kopi manis, kelapa hijau, dan bajigur. Kemudian terdapat jamu-jamuan seperti jamu klenting kuning, serta bahan-bahan lainnya, yaitu rokok, pisang tujuh rupa, kolak, bunga setaman, buah-buahan dan seekor kerbau.

Sebelum terlaksananya pengantin giling, biasanya terdapat pesta rakyat yang digelar didekat pabrik gula, dan hal tersebut merupakan pertanda akan adanya pesta giling di kecamatan Sragi. Kemudian, pada saat puncak acara, terdapat kirab atau karnaval yang dilanjutkan dengan menikahkan kedua mempelai pengantin tersebut hingga prosesi penggilingan. Pada malam harinya pun semakin meriah, karena ada berbagai hiburan seperti, wayang, bazar, dan terdapat bermacam-macam permainan dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

Adapun upaya untuk melestarikan tradisi pengantin giling dikecamatan Sragi yaitu, pertama, melaksanakan tradisi tersebut secara rutin yakni satu tahun sekali menjelang musim panen tebu. Kedua, menjadikan tradisi ini sebagai ajang wisata sekaligus menambah wawasan sehingga menarik minat masyarakat umum untuk menyaksikan tradisi tersebut. Oleh karena itu, sebagai kearifan lokal tradisi pengantin giling ini harus dilestarikan, karena memiliki nilai-nilai sosial dan filosofi yang patut dipertahankan.

Oleh : Rachel Amalia 

Mahasiswa UIN Gusdur

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun