Mohon tunggu...
Dwitta Rachmawan
Dwitta Rachmawan Mohon Tunggu... -

aku tak akan menyerah menata masa depan

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Kulon Progo Kota Geblek

30 Maret 2011   04:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:18 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kabupaten Kulonprogo tidak hanya Tempe Benguk tetapi juga memiliki makanan khas lainnya yakni Geblek. Makanan Geblek ini pun menjadi salah satu identitas lokal Kabupaten Kulonprogo, seperti halnya gudeg bagi Yogyakarta. Geblek merupakan salah satu jenis makanan yang dibuat dengan bahan baku berupa tepung kanji atau tepung tapioka, hanya saja tepung tapioka yang digunakan adalah tepung tapioka basah. Tapioka basah ini didatangkan ke pembuat geblek dalam adonan yang sudah basah yang bisa dipotong-potong dan disesuaikan ukurannya. Lazimnya, geblek dibuat dengan menggunakan tepung tapioka basah, selain harganya yang jauh lebih murah, warnanya pun bisa lebih putih. Sedangkan geblek yang dibuat dari tepung tapioka kering, selain harganya yang mahal, geblek yang dibuat pun akan berwarna keabu-abuan atau kebiruan. Untuk membuat geblek yang enak, pertama-tama tepung tapioka basah dikukus - tidak sampai matang – dan setelah itu tepung tapioka yang memadat itu diplintir dan digilas sambil dibumbui garam. Kemudian adonan yang berbumbu garam tadi kembali dikukus selama kurang lebih 10 menit. Setelah dikukus, adonan tadi kemudian ditiriskan sebentar untuk kemudian dibumbui dengan bawang putih yang sudah dihaluskan. Adonan setengah matang ini untuk selanjutnya dibentuk bulat-bulat dan digandengkan masing-masing terdiri atas dua bulatan sehingga membentuk huruf 8. Adonan inilah yang siap digoreng dan disajikan. Masyarakat yang datang maupun pergi dari Kulonprogo, biasanya menginginkan untuk membawa oleh-oleh berupa geblek, itupun dibawa dalam wujud masih mentah belum digoreng. Sebab jika membawa geblek yang sudah digoreng, maka lebih dari 8 jam geblek akan terasa keras bila digigit dan sudah tidak enak lagi rasanya. Penyebutan geblek ini sendiri harus dicermati karena huruf “e” pertama dibaca seperti “e” pada membaca, sedangkan huruf “e” kedua dibaca seperti “e” pada ember. B. Keistimewaan Geblek mentah memiliki keistimewaan yakni dapat bertahan selama 4 hari tanpa pengawet. Jika melebihi 4 hari, maka geblek yang siap digoreng ini akan mengeras dan tidak enak, dan bila digoreng pun rasanya sudah tidak gurih lagi. Sementara geblek yang sudah digoreng atau sudah matang, biasanya hanya mampu bertahan selama 1 hari. Jika lebih dari satu jam, geblek biasanya akan terasa keras. Geblek harus disantap dalam keadaan hangat. Artinya, begitu selesai digoreng sebaiknya segera disantap, karena dalam kondisi hangat atau sehabis digoreng, geblek akan terasa garing di bagian luar namun lembek dan sedikit kenyal di bagian dalam. Geblek yang baik adalah geblek yang tidak keras sehabis digoreng. Selain itu, geblek yang baik apabila digoreng akan terasa sedikit berongga di bagian dalamnya sehingga lebih memberikan kesan lunak atau empuk. Selain itu geblek yang baik juga berwarna putih sekalipun tanpa pewarna. Jika Anda merasa kurang sreg dalam menyantap geblek saja, Anda bisa menyantapnya bersama besengek tempe benguk yang juga menjadi salah satu makanan khas Kabupaten Kulon Progo. Kedua makanan ini sangat pas jika disantap dalam kondisi hangat dengan ditemani secangkir teh hangat. Perpaduan ketiganya menimbulkan sensasi rasa di mulut yang cukup menggoda. Penasaran dengan kenikmatan rasa geblek ? Datang saja ke Kulon Progo. C. Lokasi Dusun Bejaten, Jatisarono, Nanggulan, Kulon Progo atau bisa ditemui di pasar-pasar tradisional di Kulonprogo, seperti Pasar Wates. Untuk geblek yang sudah digoreng, sangat mudah ditemui di Pasar Wates tepatnya di lantai 2. D. Harga Harga geblek yang sudah matang yang dijual di pasaran relatif murah yakni Rp. 2.000,00 per bungkus (tahun 2010). Harga murah ini tentunya sangat terjangkau apalagi rasanya cukup gurih. Penasaran ? Saatnya berburu geblek.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun