Love to share my projects with others who want to help marginal people. Share happiness with you.- Adisa
Idiom don't judge a book by its cover berlaku ketika mengenal perempuan kelahiran Ampana 25 tahun lalu, Adisa Soedarso. Sikap dan tutur katanya sopan dan lemah lembut mencerminkan kecerdasan, sosok perempuan berkepribadian baik dan berwawasan luas. Anggapan tersebut memang benar, Adisa biasa dia dipanggil adalah salah satu Duta Pariwisata Kota Bandung merepresentasikan seseorang yang berbudaya lokal, berwawasan luas, dan memiliki penampilan yang menarik.
Sejak kanak- kanak Adisa sudah terbiasa bergaul dengan orang-orang baru di sekitarnya. Karena pekerjaan orangtuanya yang sering berpindah daerah membiasakan adisa berteman dengan orang baru, lingkungan baru, dan budaya baru. Padang, Solok, Serang, Kebumen, Pati dan kini di Bandung, ia sendiri keturunan Suku Jawa. Ia memilih untuk melanjutkan studinya di Fikom Unpad pada tahun 2008.
Kesibukan Adisa sebagai salah satu Mojang Kota Bandung pada tahun 2013 lalu tidak menghalanginya untuk tetap menjalani perannya sebagai seorang aktivis berbagai kegiatan dan organisasi. Organisasi yang digelutinya bukan hanya organisasi sarat nilai budaya, tetapi juga organisasi cinta lingkungan dan peduli sosial.
Jati diri Adisa sebagai aktivis tidak hanya ditunjukan ketika sedang berada dilingkungan organisasi dan berkegiatan. Adisa juga berkerja di perusahaan tas lokal bertemakan cinta lingkungan dengan visi mengurangi penggunaan kantong plastik. Ia menyadari pentingnya lingkungan hidup generasi mendatang. Ia bersedia menjadi relawan aksi yang mengajak masyarakat luas untuk mengurangi sampah, dan mendaur ulang barang, dan memisahkan sambah organik dan non-organik
Karena, kita adalah perpanjangan tangan Allah untuk mendistribusikan rasa bahagia kepada orang-orang di sekeliling kita. Disaat kita menghadapi sebuah kekecewaan dan penyesalan, akan datang orang lain sebagai pengantar kesyukuran. Percayalah ada pelangi dan mentari yang menyinari kita saat mendung mengelilingi”.-Adisa
Memiliki penampilan menarik, kepribadian dan sikap yang baik, dan jiwa sosial yang tinggi belum cukup bagi Adisa dalam melakoni hidupnya. Dari semasa kecil ia suka membaca dan penikmat karya sastra, sastrawan yang ia kagumi salah satunya adalah Pramodeya Anata Toer. Kemampuannya merangkai kata sering ia tunjukan di media sosial.
Adisa memutuskan untuk mengumpulkan puisi, prosa, kata- kata mutiara yang pernah dia tulis dan memuatnya dalam satu buku. Buku berjudul Setapak Dunia karyanya di terbitkan oleh penerbit independen dan belum ada dipasaran. Buku ini ia buat dengan tujuan menggalang donasi untuk kegiatan sosialnya. "Saya ingin cara lain untuk mendapatkan dana untuk berbagi, jadi gak tergantung pada donatur" ujar ia saat ditanya alasan ketika ia memutuskan untuk menulis buku.
“Cek tetanggamu! Barangkali ada yang belum makan seminggu. Bantulah semampumu. Semoga bahagia menggenggammu dan menyertai selalu.” -AdisaSoedarso-
Dalam mencapai tujuannya, Adisa tidak menganggap rintangan sebagai penghambat dalam mencapai tujuan. Rintangan ada sebagai pembelajaran pendewasaan dan sebagai kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa agar kita pandai bersyukur atas apa yang pernah kita lewati.
Cantik bukan hanya berbicara fisik, kemampuan dan bersikap. Citra Cantik indonesia mencerminkan kejernihan hati untuk berbagi dan menanamkan kebahagiaan di lingkungan sekitar.
referensi: https://adisaittaqasoedarso.wordpress.com/author/adisaittaqasoedarso