Â
Potensi di sektor pertanian di Desa Jambidan, Bantul, DIY, menjadi salah satu perhatian tersendiri bagi mahasiswa KKN Tematik STPMD "APMD" Yogyakarta periode ke-52. Â Dengan latar belakang Kampus Pemberdayaan Masyarakat Desa, mahasiswa melakukan program-program pemberdayaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang ada di Desa Jambidan. Â Salah satu program kegiatan pertama yang telah dilaksanakan adalah pelatihan inovasi dan kreatif bagi UMKM di Aula Desa Jambidan yang berlangsung pada senin hingga rabu (19-21/07).
Program ini diadakan untuk memberdayakan masyarakat, khususnya pada kelompok UMKM dalam meningkatkan produktifitas bentuk olahan yang variatif di Desa Jambidan. Dengan sasaran Ibu-ibu dan kelompok UMKM Desa Jambidan, diharapkan mereka bisa menjadi pionir suksesnya program pelatihan ini. Penyampaian materi dan pelatihan ini diberikan oleh Etik Agus Trisyani atau lebih akrab dipanggil Mae Etty, seorang pengusaha keripik dari Turi, Sleman. Dia merupakan pengusaha keripik yang sudah memasarkan produknya hingga ke berbagai daerah.
Materi dan pelatihan yang diberikan meliputi proses produksi pengelohan keripik pisang dengan dua varian rasa yaitu rasa vanilla dan balado, pengolahan dodol dari kulit pisang dengan rasa kurma, pengolahan ketela, dan pemaparan materi tentang pengemasan, branding produk, serta manajemen pemasaran. Peserta cukup antusias dalam mengikuti dan mempelajari pelatihan ini, terlihat 28 peserta yang tetap mengikuti selama tiga hari hingga selesai. Peserta yang hadir dari tujuh Padukuhan di Desa Jambidan dan beberapa pelaku UMKM yang pernah aktif di desa Jambidan.
Ibu Suwarni (50) , salah satu peserta dari Padukuhan Joho  menyatakan "saya tertarik dengan salah satu produk pengolahan dodol karena sederhana, kalau untuk keripik tertarik juga tetapi prosesnya panjang". Ia juga menambahkan dengan adanya pelatihan ini mendapat pengetahuan dan ketrampilan baru untuk mengolah  pisang dan ketela. Pelatihan ini mendapat dukungan yang hangat dari Pemerintah Desa Jambidan yang terlihat dari kerjasama berupa ide, tenaga, waktu, tempat, maupun materi yang diberikan untuk kelancaran acara dari persiapan sampai berakhirnya pelatihan.
Mae Etty, yang sebagai narusumber menyatakan "mudah-mudahan ada beberapa hal ilmu yang bermanfaat dan yang penting ada tindak lanjutnya yaitu pendampingan dimana para peserta dibentuk kelompok home industry dan dikaitkan jejaring pemasaran". Ia juga berharap Desa Jambidan punya destinasi wisata yang mempunyai concern produk unggulan dari bahan baku pisang. "Jadi bisa dikunjungi dan orang bisa belajar mengolah pisang". katanya.
"Semoga kegiatan ini bisa berlanjut dan untuk Pemerintah Desa bisa mensosialisasikan ke yang belum tertarik untuk usaha sendiri", tutur Ibu Suwarni. Ia juga berharap ke depannya ada sentuhan pendampingan dalam seminggu sekali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H