Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebentar lagi akan merayakan pesta demokrasi yakni pada tahun 2018 mendatang yang akan diadakan dalam rangka pemelihan gubernur NTB. Sejumlah politikus-politikus telah mencalonkan diri untuk duduk dikursi sebagai orang nomor satu di provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dari sekian banyak Politikus-politikus yang mencalonkan diri sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat yang menjadi sorotan adalah tiga calon gubernur NTB yang bakal baju  diantaranya adalah Bupati Lombok Timur Ali Bin Dahlan, Bupati Lombok Tengah H. Suhaeli dan Walikota Mataram H. Ahyar Abduh.
Ketiga pemerintah daerah tersebut berebut untuk mendapatkan suara dan dukungan dari rakyat dengan sasaran utamanya adalah daerah tempat dia memduduki kekuasaan saat yang sekarang ini. Karena dimana kita tahu bahwa ketiga calon tersebut masih bersetatus sebagai bupati atau walikota dari daerah-daerah yang dia pimpin.
Yang menjadi pertanyaan berkaitan dengan hal tersebut adalah mengapa para bupati atau walikota bersaing untuk mencalonkan diri Sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat ? Tentu sejumlah persepsi terlontarkan baik dari kalangan elit politik maupun masyarakat secara luas.
Sejumlah anggapan yang dilontarkan tersebut tidak hanya bersifat positif tetapi tidak jarang juga ada yang beranggapan bahwa ketiga pemerintah daerah tersebut ingin naik jabatan dengan cara menduduki kursi sebagai orang nomor satu di wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat. Anggapan yang lain menyebutkan bahwa ketiga pemerintah daerah tersebut bakal membawa perubahan kearah yang lebih baik lagi dari sekarang ini
Jika melihat dari visi misi yang ditawarkan oleh ketiga calon tersebut memang akan membawa perubahan bagi kehidupan masyarakat Nusa Tenggara Barat. Namun belum mampu menjawab pertanyaan yang di atas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H