Mohon tunggu...
HENDRA WIJAYA
HENDRA WIJAYA Mohon Tunggu... Penulis - NICE DAY

Mengajar di Tangerang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Kamboja di Halaman Rumah

25 Juni 2018   12:30 Diperbarui: 26 Juni 2018   09:32 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BUNGA KAMBOJA DI HALAMAN RUMAH
Oleh : Hendra Wijaya

Senin, 25 Juni 2018

Tiap Jum'at Sore,  ba'da Ashar, sudah hampir tujuh tahun, kami  berusaha rutin berziarah ke kubur Ayah di Tempat Pemakaman Umum (TPU) yang terletak tak jauh dari tempat kami tinggal. Kadang Ibuku  berziarah di pagi hari, sementara kami sore hari sepulang kerja. 

Kami menyebutnya dengan istilah 'menjenguk kakek' ketika kami mengajak anak-anak  kami. Tas jinjing  berbahan kain berisi  Botol  besar berisi air, arit, sapu tanpa gagang dan bunga melati putih yang di petik di halaman rumah kami bawa sebagai  'oleh-oleh' buat ayah. Kalau tak lupa, Buku saku beisi kumpulan surat Al-Qur'an terpilih, Tahlil dan doa kami bawa, di masing-masing saku baju. 

Sebagaimana pemandangan di berbagai Pemakaman, di hampir semua sudut Pemakaman, di atas kuburannya banyak tumbuh Pohon Bunga Kamboja,  juga diatas kuburan Ayah. Bunga Kamboja  memang sudah identik dengan bunga khas Pekuburan. Bunga Kamboja tidak ada hubungannya dengan Negara Kamboja.  Konon Bunga Kamboja berasal  dari daerah Amerika Tengah dan Afrika. 

Di Indonesia umumnya bunga kamboja ada yang berwarna kuning, putih dan merah.  Bunganya yang indah, harum, warna-warni menjadi hiasan alami kuburan. Bunga Kamboja bisa tumbuh hanya dengan menancapkan batang pohonnya saja diatas tanah. Jika musim hujan, Insya Alloh tanamannya tidak akan mati walau tak di siram air oleh kita. 

Di atas kuburan ayah ada dua pohon kamboja berukuran satu meteran. Pohon yang satu berbunga warna merah dan batang satunya lagi berwarna kuning. Tiap kami datang, bunganya ada yang sedang mekar -berkembang ada yang sudah berguguran, jatuh diatas pusara ayah dan banyak juga yang sudah mengering.  Kedua pohon Kamboja berbeda warna itu kami dapat dari atas kuburan tetangga ayah yang sudah terlebih dulu ada. 

Kebetulan  saat keluarga mereka berziarah, kami minta sebagian dahannya untuk kami tanam. Kini kedua pohon Kamboja  itu sudah berdiri kokoh, memayungi pusara ayah, menaburinya dengan bunga-bunga kamboja merah-kuning yang indah, segar dan harum. 

Jika diatas pusara ayah sudah di tumbuhi rumput, ilalang dan onggokkan bunga kamboja kering, biasanya kami bersihkan terlebih dahulu. Arit siap kami babatkan ke rumput atau ilalang yang tumbuh di sekitar pusara ayah jika sudah mengganggu pemandangan dan kenyamanan ziarah kubur kami. 

Jika sudah rapih, bersih, kami melingkari pusara ayah, berusaha dekat dengan bagian kepala pusara. Kami keluarkan 'oleh-oleh' buat ayah dari dalam tas, air di botol dan segenggam bunga melati putih segar. 

Air di botol, dibuka tutup botolnya dan di taruh di dekat bagian nisan. Sementara bunga melati putih di taburkan diatas pusara  bergabung dengan bunga-bunga kamboja merah-kuning. Dimulailah doa bersama, dipimpin oleh anggota keluarga yang di tunjuk. Di awali salam untuk ahli kubur, hadiah puji untuk Para Rasul, Nabi, Wali, orang-orang Sholeh, Oarang Tua Kita, dan para sesepuh kita yang sudah tiada dan disambung dengan tahlil. Jika berluang waktu, Surat Yaasin jadi bacaan Surat Al-Qur'an pavorit saat berziarah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun