Mohon tunggu...
Raa Viana
Raa Viana Mohon Tunggu... -

Mencoba menampilkan sisi lain dari diriku, menuangkan perasaan dan keadaan sekitar lewat tulisan, semoga sj kemampuan menulis yang biasa sj jd lbh baik lg..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] Puisi Jeritan Hati

28 Oktober 2011   15:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:21 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi Jeritan Hati
Oleh : Raa Viana + Alang Alang (Nomor:120)

Ketika…
Aku sudah tidak bersemangat lagi
Ingin menyerah dan menepi
Meredam amarah di hati
Mengubur semua rasa benci
Adakah kau turut merasakan kepiluan hati ini?

Biarkanlah aku sendiri meredam bayangmu
Memendam segala risau kalbu yang bermula darimu

Ketika...
Aku sudah tidak lagi memiliki asa
Ingin berhenti dan tak sanggup lagi untuk melangkah
Kaki ini tak lagi peka berpijak,tak lagi merasai jejak jejakmu
Apa kau kan temaniku dalam rimbun daun mimpiku?

Ketika…
Semua yang ku harapkan hilang sirna
Ingin berteriak dan berontak
Lalu menyeruak senyummu yang menyepuh rinduku
Adakah kau peduli apa kau sembunyi?

Ketika...
Aku ingin mengakhiri
Apakah aku telah kalah?
Akankah kau datang memapah,agar aku berteguh melangkah?
Aku menyimpan rindu untukmu ,adakah kau merasa?
Mungkin kau tak merasa dan aku pergi
Sedikit harapku kau kan mencari,..mencariku..
Meski aku tak tau apa ada sedikit pecahan sayangmu untukku

Ketika…
Aku lelah dan lemah
Apakah kau akan mengirimi sayapmu untukku?
Membawaku terbang tinggi menggapai mimpi
Merasakan wanginya surgawi
Walau semua itu hanyalah ilusi

Ketika…
Rindu menggelayut awang fikirku adakah kau tau?
Rinduku ini mengundang gerimis
Lalu pecah di pelulpuk mata
Serupa hujan nyeri yang menghampar

Ketika...
Aku mendatangi taman kita
Kutemukan bangku tua itu masih disana
Diam menyimpan semua kisah kita
Seakan ingin mengumbar semua isi hatinya
Tentang pahitnya..perihnya..sunyinya..

Aku pernah melukis bayangmu di bentangan langit
Lalu warnai dengan semua hal-hal indah tentangmu
Sehingga wajahmu terpantul penuh di sana
Di sana di wajah sang senja

Hanggar hati kosong tanpamu
Hanya ada cermin tua,sepertinya ia sudah tak mampu mengingatiku
Sehingga rambutnya memutih,mengudar rasa pedih,pusat segala sedih
Berjalan tertatih,di padang duka yang merintih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun