Ini adalah tulisan pertama saya di kompasiana, mudah mudahan kedepannya bisa terus menulis tidak keluar dari peraturan yang ada di kompasiana tentunya :D.
Saya teringat waktu kecil sekitar umur 7 tahun saya selalu mendambakan untuk masuk sekolah, tentunya di usia itu saya sudah melewati masa TK (Taman Kanak-kanak) sekarang namanya berganti menjadi PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Saya sedikit ingat pertama kali masuk sekolah hati rasanya senang dan bercampur kaget ketika melihat teman-teman di SD tidak sebanyak di TK dulu. Singkat cerita tidak terasa 5 tahun berjalan, awal tahun saya belajar di kelas 6 saya sudah tidak sabar untuk masuk ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMP.
Akhirnya pembagian raport pun tiba dan saya berhasil masuk di SMP yang favorit senang dan bangga pastinya, selang 2 tahun berjalan saya kembali merasakan hal yang sama yaitu sudah tidak sabar menantikan moment kelulusan dari SMP ke SMA karena menurut saya waktu itu SMA adalah salah satu tingkatan yang bisa di bilang menuju kedewasaan, karena dari seragam yang di gunakan saja sudah berbeda, waktu SD dan SMP kita menggunakan celana pendek, dan bisa di bilang belum mempunyai rasa “malu” dari apa yang kita kerjakan. Akhirnya moment yang saya tunggu tunggu datang juga.
SMA terdengar keren menurut saya, di masa SMA saya sudah di anggap dewasa oleh orang tua, sudah bisa bawa kendaraan sendiri, maklum remaja di usia itu bisa di bilang labil, selalu punya ambisi yang menggebu-gebu, egois, dan banyak kenalakan remaja dalam batasan wajar yang pernah saya alami.
Seperti yang sudah pernah saya lewati, saya selalu tidak sabar menunggu masa kelulusan menuju tingkatan yang lebih tinggi lagi, KULIAH wow saya bisa punya rambut panjang, pulang malam, dan lainnya. Saya benar benar merasa tidak sabar menantikan moment kuliah. Tiba dimana saatnya pengumuman hasil uji kopetensi, alhamdulillah saya lulus namun saya agak sedikit kecewa karena saya tidak bisa masuk ke perguruan tinggi yang saya minati, tapi tidak berlarut-larut, saya tetap menjalaninya dengan senang hati, semua impian saya yang pernah saya pikirkan sewaktu duduk di bangku SMA pun sudah saya penuhi. Saatnya smester 8 pun datang, ujian bagi para mahasiswa yang terberat datang juga. Skripsi, ini adalah salah satu awal dari penentuan sampai mana keseriusan mahasiswa untuk menggapai mimpinya, alhamdulillah saya pun dapat melewatinya (walau agak telat 1 smester karena pengajuan judul skripsi yang telat).
Saya seperti kembali ke masa lalu, di masa SD yang tidak sabar menantikan SMP, dan seterusnya. Sampai akhirnya masa sekarang dimana saya sudah bekerja, pasti lebih dewasa dari masa sebelumnya dan memiliki banyak tanggung jawab yang harus di penuhi. Namun rasa penasaran saya pun belum hilang juga, saya masih punya ambisi yang saya sendiri belum tau apakah bisa saya lewati seperti dulu atau hanya lewat sebagai impian belaka.
Kesimpulan yang saya ambil dari sedikit perjalanan hidup saya “manusia di ciptakan dengan nafsu, selalu merasa kurang, selalu ingin lebih baik dari yang terbaik, selalu punya mimpi yang ingin di gapai. Tapi jangan sampai menghalalkan segala cara untuk menggapai impian tersebut, karna kesulitan akan menjadi moment terindah saat kita menggapai impian”
Depok, 24/04/14
R.M.S
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H