Mohon tunggu...
Raabiul Akbar
Raabiul Akbar Mohon Tunggu... Guru - ASN Guru MAN 1 Kota Parepare

S1 Universitas Al-Azhar Mesir. S2 SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) LPDP Kemenag RI. (Dalam Negeri) Anggota MUI Kec. Biringkanaya. Sulawesi Selatan. Penulis buku "Perjalanan Spiritual Menuju Kesempurnaan Melalui Cahaya Shalat" dan "Warisan Kasih: Kisah, Kenangan, dan Hikmah Hadis". Prosiding : the 1st International Conference on Religion, Scripture & Scholars Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta, berjudul "The Spirit of Ecology in the Hadith: Protecting Nature in Love of Religion" yang terbit pada Orbit Publishing Jakarta. Hal. 237-249. Tahun 2024. Peneliti Jurnal Ilmiah sinta 6 berjudul "Zindiq Al-Walīd bin Yazīd An Analysis of Orthodoxy and Heterodoxy in the perspective of Civil Society in the Umayyad Dynasty" yang terbit pada Journal Analytica Islamica Program Pscasarjana UIN Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Hari Guru, Ibu yang Tak Pernah Lelah

25 November 2024   19:51 Diperbarui: 25 November 2024   20:26 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ibu Napsiah dan Djamaluddin Djama sosok sumber inspirasi yang tak pernah habis (Sumber: Dokumen Pribadi)

Di balik papan tulis yang usang,Sang ibu menanamkan cahaya,
Bukan hanya di buku dan rumus,
Tapi dalam jiwa yang haus akan ilmu.

Di bawah langit yang penuh mimpi,
Ia menuntun langkah-langkah kecil,
Seperti akar yang merambat di bumi,
Menyuburkan harapan dengan kasih dan doa.

Hari ini, di momentum yang mulia,
Kami mengenang, dengan rasa penuh hormat,
Bukan hanya di kelas ia mengajar,
Namun dalam hidup kami, ia menjadi teladan yang nyata.

"Anak-anakku, pendidikan bukan hanya untuk dunia,
Ia adalah perjalanan yang tak berakhir,"
Kata ibu, dengan semangat yang tak pernah pudar,
"S1 bukanlah akhir, tapi titik awal,
Kalian harus melampaui, seperti mentari yang tak pernah redup."

Dan di setiap langkah anak-anaknya,
Ia adalah angin yang menuntun terbang,
Anak pertama mengukir jejak di pemerintahan,
Yang kedua di dunia ketenagakerjaan,
Yang ketiga menyembuhkan dunia dengan meracik,
Dan sang terakhir, mengikuti jejaknya---
Menjadi guru, seperti sang ibu yang penuh cinta.

Sang ibu, seperti matahari yang selalu bersinar,
Mengajarkan bahwa belajar adalah cahaya yang tak pernah padam,
Di bawah sinarnya, anak-anak tumbuh berkembang,
Menjadi pohon yang berbuah dalam keberhasilan.

Hari ini, di Hari Guru Nasional,
Kami berdiri sebagai penerus langkahmu,
Menghormati segala pengorbananmu,
Dan berjanji untuk melanjutkan perjalanan yang kau mulai.

Ibu, engkau adalah guru sejati,
Yang tak hanya mengajar di kelas,
Tapi juga di kehidupan, mengajarkan nilai-nilai yang abadi,
Inilah penghormatan kami, untukmu,
Di hari guru, dalam setiap detik perjuanganmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun