Mohon tunggu...
Raabiul Akbar
Raabiul Akbar Mohon Tunggu... Guru - ASN Guru MAN 1 Kota Parepare

S1 Universitas Al-Azhar Mesir. S2 SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) LPDP Kemenag RI. (Dalam Negeri) Anggota MUI Kec. Biringkanaya. Sulawesi Selatan. Penulis buku "Perjalanan Spiritual Menuju Kesempurnaan Melalui Cahaya Shalat" dan "Warisan Kasih: Kisah, Kenangan, dan Hikmah Hadis". Prosiding : the 1st International Conference on Religion, Scripture & Scholars Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta, berjudul "The Spirit of Ecology in the Hadith: Protecting Nature in Love of Religion" yang terbit pada Orbit Publishing Jakarta. Hal. 237-249. Tahun 2024. Peneliti Jurnal Ilmiah sinta 6 berjudul "Zindiq Al-Walīd bin Yazīd An Analysis of Orthodoxy and Heterodoxy in the perspective of Civil Society in the Umayyad Dynasty" yang terbit pada Journal Analytica Islamica Program Pscasarjana UIN Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Sensasi Ikan Bakar dan Sambal Khas Bugis di Pantai Lumpue Bersama Para Guru di Parepare

27 Oktober 2024   13:56 Diperbarui: 27 Oktober 2024   13:58 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santap ikan bakar bersama para guru di pantai Lumpue, Parepare (Dokpri)

Keindahan Pantai Lumpue, Parepare (Dokpri)
Keindahan Pantai Lumpue, Parepare (Dokpri)
Rencana awal untuk meneliti fenomena viral terkait buaya muara di Parepare mungkin harus tertunda, namun hal ini memberi kesempatan bagi kami untuk beralih ke pengalaman yang tak kalah menarik: wisata kuliner ikan bakar di tepi Pantai Lumpue bersama rekan-rekan guru. Di tengah suasana santai dan akrab, kami disuguhkan sajian khas Bugis yang begitu menggugah selera.Menikmati sajian ikan bakar di Parepare, Sulawesi Selatan, bukan hanya soal hidangan utama, tetapi juga pengalaman kuliner yang menawan dari sisi bumbu dan suasana. Bersama para guru, kami menikmati makan siang dengan suasana santai di atas gazebo tepi pantai, ditemani suara ombak yang menambah kenikmatan hidangan.  

Kebersamaan para guru di atas gazebo pantai Lumpue (Dokpri)
Kebersamaan para guru di atas gazebo pantai Lumpue (Dokpri)

Di sini, hidangan ikan bakar tidak sekadar soal kelezatan dagingnya, tetapi juga kekayaan rasa yang tercipta dari tiga sambal khas Bugis yang mendampinginya. Keunikan sambal-sambal ini seakan menari di lidah, memperkaya cita rasa yang tak terlupakan.

Ikan bakar ala pantai Lumpue (Dokpri)
Ikan bakar ala pantai Lumpue (Dokpri)

1. Sambal Dabu-Dabu Manta (Mentah)
Sambal dabu-dabu manta menjadi sajian pertama yang patut dicoba. Sambal ini disajikan mentah, namun kesegarannya luar biasa. Terbuat dari tomat segar, cabai merah, perasan jeruk nipis, bawang merah, dan sesekali diberi daun kemangi untuk aroma. Tambahan sedikit kecap manis, garam, dan sedikit penyedap rasa menciptakan perpaduan segar dan pedas yang sangat nikmat disantap bersama ikan bakar. Rasanya seperti ledakan kesegaran di lidah---membuat suapan demi suapan terasa semakin menggugah selera.

Sambal dabu-dabu manta (Dokpri)
Sambal dabu-dabu manta (Dokpri)
2. Sambal Racca Mangga
Tak kalah dari dabu-dabu manta, racca mangga hadir dengan keunikan tersendiri. Sambal ini punya banyak variasi, mulai dari yang menggunakan bakaran kemiri, terasi, hingga yang sederhana hanya dengan kuah ikan kuning atau yang dikenal sebagai pallu ce'la. Bahan utamanya adalah mangga muda yang dipotong kecil-kecil, cabe rawit yang memberi sensasi pedas, serta sedikit garam dan penyedap rasa. Ketika dinikmati, rasa asam segar dari mangga muda dan pedasnya cabai langsung memanjakan lidah, membuat setiap suapan ikan bakar terasa semakin nikmat dan memancing air liur.

Sambal Racca Mangga (Dokpri)
Sambal Racca Mangga (Dokpri)
3. Sambal Lawa'
Bagi sebagian orang, sambal lawa' adalah sensasi baru yang mungkin cukup asing di lidah. Terbuat dari bahan utama yang unik seperti pisang batu atau jantung pisang, sambal ini memang berbeda. Pisang batu atau jantung pisang direbus hingga matang lalu ditiriskan, dan setelah itu dihaluskan. Campurannya berupa kelapa sangrai, perasan jeruk nipis, cabai rawit, bawang putih, dan merica yang ditumis sebentar. Hasil akhirnya adalah sambal dengan tekstur lembut dan rasa gurih yang khas. Meski awalnya tampak asing, sambal lawa' menyimpan kelezatan tersendiri yang makin lama makin menggoda selera---membuat siapa pun penasaran untuk mencicipinya kembali.

Sambal Lawa'  (Dokpri)
Sambal Lawa'  (Dokpri)
Kombinasi antara ikan bakar yang gurih, tiga sambal yang masing-masing memiliki karakter khas, dan suasana tepi pantai di Parepare menjadikan wisata kuliner ini sebuah pengalaman yang sulit dilupakan. Tak heran, sambal Bugis memang terkenal dengan cita rasa kuat yang menggoyang lidah, memperkaya khazanah kuliner Nusantara. Bagi pencinta kuliner, menyantap sajian khas Parepare ini bisa menjadi pengalaman luar biasa yang patut dicoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun