Di bawah langit yang sujud,
Di tengah hamparan hijau lapangan,
Sarung berkibar seperti pelangi iman,
Peci hitam adalah mahkota jiwa santri,
Mengalir dalam arus sejarah,
Mengabdi tanpa suara,
Tapi bersuara dalam hati setiap putaran waktu.
Perempuan-perempuan bersarung batik,
Adalah puisi dari tanah ibu,
Kecintaan pada negeri yang tak hanya diucap,
Namun diukir dalam benang kain,
Setiap helai batik adalah janji
Untuk menjaga bumi ini dengan rasa.
Langkah-langkah mereka berbaris,
Seperti doa-doa yang menggantung di langit,
Menyatu dengan khusyuknya udara pagi,
Upacara menjadi tak sekadar ritual,
Namun panggilan jiwa yang membakar cinta.
Di sinilah santri,
Dengan segala kesederhanaan yang agung,
Merangkul tanah air,
Menatap masa depan dengan iman.
Hari Santri,
Adalah kisah abadi yang dilantunkan oleh angin,
Direkam oleh langit biru Parepare.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H