Mohon tunggu...
Raabiul Akbar
Raabiul Akbar Mohon Tunggu... Guru - ASN Guru MAN 1 Kota Parepare

S1 Universitas Al-Azhar Mesir. S2 SPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB) LPDP Kemenag RI. (Dalam Negeri) Anggota MUI Kec. Biringkanaya. Sulawesi Selatan. Penulis buku "Perjalanan Spiritual Menuju Kesempurnaan Melalui Cahaya Shalat" dan "Warisan Kasih: Kisah, Kenangan, dan Hikmah Hadis". Prosiding : the 1st International Conference on Religion, Scripture & Scholars Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal Jakarta, berjudul "The Spirit of Ecology in the Hadith: Protecting Nature in Love of Religion" yang terbit pada Orbit Publishing Jakarta. Hal. 237-249. Tahun 2024. Peneliti Jurnal Ilmiah sinta 6 berjudul "Zindiq Al-Walīd bin Yazīd An Analysis of Orthodoxy and Heterodoxy in the perspective of Civil Society in the Umayyad Dynasty" yang terbit pada Journal Analytica Islamica Program Pscasarjana UIN Sumatera Utara Medan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengapa Dinamakan Jumadil Awal?

8 Agustus 2024   14:38 Diperbarui: 8 Agustus 2024   14:40 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulan Jumadil Awal, bulan kelima dalam kalender Hijriyah, memiliki sejarah dan makna yang kaya. Nama "Jumadil Awal" berasal dari kata "Jumad" yang dalam bahasa Arab berarti beku atau keras, dan "Awal" berarti pertama. Penamaan ini merujuk pada kondisi iklim pada zaman dahulu ketika bulan ini jatuh, yaitu pada musim dingin di mana air dan tanah menjadi keras dan beku. 

Kitab klasik "Al-Ma'arif" karya Ibn Qutaybah menjelaskan bahwa bulan ini dinamakan demikian karena pada periode tersebut, musim dingin mencapai puncaknya dan fenomena pembekuan terjadi di berbagai wilayah Arab. Selain itu, kitab "Lisan al-Arab" karya Ibn Manzur juga mengonfirmasi bahwa penamaan ini terkait dengan kondisi alam yang ekstrem pada musim dingin.

Salah satu kisah menarik yang terjadi pada bulan Jumadil Awal adalah peristiwa Perang Mu'tah, yang terjadi pada tahun ke-8 Hijriyah. Dikisahkan dalam kitab "Sirah Ibnu Hisham" bahwa Nabi Muhammad SAW mengirim pasukan ke Mu'tah, sebuah wilayah di Syam, untuk menghadapi tentara Romawi. 

Meskipun jumlah pasukan Muslim jauh lebih sedikit dibandingkan pasukan Romawi, keberanian dan strategi mereka menghasilkan perjuangan yang heroik. Kisah ini menggambarkan keberanian, keteguhan hati, dan pengorbanan para sahabat dalam membela Islam. Perang ini juga menjadi salah satu momen penting yang menunjukkan kekuatan persaudaraan dan kepemimpinan dalam Islam.

Melalui penamaan bulan Jumadil Awal dan kisah-kisah yang terkait dengannya, kita dapat merenungkan betapa kondisi alam dan peristiwa sejarah memengaruhi kehidupan masyarakat Arab pada masa itu. Bulan ini bukan hanya sekadar nama dalam kalender, tetapi juga mengandung cerita dan pelajaran berharga yang bisa kita ambil hikmahnya. 

Mari kita telusuri lebih dalam makna setiap bulan dalam kalender Hijriyah, karena di balik setiap nama tersimpan sejarah dan nilai-nilai yang memperkaya pengetahuan dan spiritualitas kita. Apakah Anda pernah mendengar kisah inspiratif lainnya terkait bulan-bulan Hijriyah? Bagikan cerita dan pengetahuan Anda untuk memperluas wawasan bersama.

Dengan memahami sejarah dan makna di balik penamaan bulan Jumadil Awal, kita tidak hanya memperdalam pengetahuan tentang kalender Hijriyah, tetapi juga mengenang kembali peristiwa-peristiwa penting yang membentuk sejarah Islam. Kisah Perang Mu'tah, misalnya, mengingatkan kita pada nilai-nilai keberanian dan pengorbanan yang patut diteladani. Setiap bulan dalam kalender Hijriyah membawa kisah dan hikmah tersendiri yang dapat kita pelajari dan renungkan bersama.

Bagaimana menurut Anda, pembaca? Apakah ada kisah atau peristiwa lain yang Anda ketahui tentang bulan Jumadil Awal atau bulan-bulan lainnya dalam kalender Hijriyah? Bagikan cerita dan pemikiran Anda di kolom komentar. Mari kita diskusikan bersama untuk memperkaya wawasan dan saling belajar dari sejarah yang begitu kaya akan nilai dan makna. Setiap pengetahuan yang kita bagikan dapat menjadi jendela baru untuk memahami lebih dalam warisan budaya dan sejarah Islam yang luar biasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun