" Aku musafir yang sedang mencari air, kamu sungai yang melata di bawah padang pasir"
Cieee..demikian respon sebagian penonton di salah satu ruang teater bioskop sewaktu saya menonton film "Hujan Bulan Juni". Ini film yang diangkat dari novel sastrawan besar kita, Sapardi Djoko Damono. Awalnya "Hujan Bulan Juni" adalah puisi, lalu berubah menjadi novel, komik, lagu, dan kini menjadi film. Kisah percintaan tokoh Sarwono dan Pinkan dengan tiga latar tempat ; Manado, Jepang dan Solo.
Sebelum film dimulai, saya sempat clingak clinguk kiri kanan. Kursi hampir penuh. Perasaan yang menonton abege semua. Yang berumur hanya beberapa orang. Tentu saya termasuk. Di film ini ada banyak bertaburan potongan sajak Sang Begawan Kata, Sapardi. Saya yakin sebagian abege yang nonton langsung pasang memori kuat-kuat. Keluar dari bioskop mereka langsung tulis pesan di WA atau SMS untuk kekasih. Tentu saja mengutip sajak Sapardi yang bikin baper.
Â
Cinta itu menembus apapun
yang tidak bisa dipahami oleh pengertian pinggir jalan.
Cinta adalah ruang kedap suara
Cinta tak bisa disidik dengan kata sekalipun berupa sabda
Cinta beriman pada senyap
Aduh, indahnya...
Atau coba simak yang ini ;